Banjarmasin, Sonora.ID - Puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kalimantan Selatan berkumpul di perempatan Jalan Lambung Mangkurat atau Bundaran Hotel A, Rabu (28/10) sore, untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-92 Tahun 2020.
Menggunakan kaos hitam sebagai simbol kedukaan atas apa yang terjadi akhir-akhir ini, para peserta aksi menyampaikan suara mereka. Terutama terkait Omnibus Law Cipta Kerja dan juga kekecewaan terhadap sikap aparat kepolisian yang menjadikan dua rekan mereka sebagai tersangka terkait aksi unjuk rasa 15 Oktober lalu, yakni Koorwil BEM se-Kalimantan Selatan, Ahdiat Zairullah dan rekannya, Renaldi.
Pada kesempatan itu, Ketua Dema UIN Antasari Banjarmasin, Muhammad Syahri Husaini diberikan kesempatan menyampaikan suaranya.
Baca Juga: Polisi Tangkap 13 Pelaku Perusak dan Pembakar Ambulans Milik Partai Nasdem
Bahkan Ia juga mengajak rekan-rekannya untuk mengucapkan ‘Sumpah Duka Pemuda Indonesia’, sebagai simbol kekecewaan mereka terhadap pemerintah dan juga pihak-pihak yang dinilai hanya mementingkan kalangan tertentu.
“Kami putra-putri Indonesia mengaku, berduka yang satu, duka terhadap negara Indonesia. Kami putra-putri Indonesia mengaku, kecewa yang satu, kecewa terhadap pemerintah Indonesia. Kami putra-putri Indonesia mengaku, membenci yang satu, membenci kaum elit oligarki,” tuturnya dengan tegas diikuti rekan-rekannya yang lain.
Dalam orasinya, Syahri menilai ketidakpedulian pemerintah terhadap tuntutan masyarakat yang disuarakan oleh kalangan mahasiswa beberapa waktu terakhir. Mengingat hingga saat ini, Omnibus Law UU Cipta Kerja masih saja jadi polemik tanpa ada penjelasan dari pihak terkait.
“Sampai saat ini pun tuntutan mahasiswa seluruh Indonesia, tidak pernah sekalipun dilaksanakan dan tidak pernah sekalipun dikabulkan, khususnya terhadap Omnibus Law,” ucapnya lagi.
Dirinya juga mengkritisi adanya upaya pembungkaman terhadap suara-suara rakyat oleh pemerintah. Bahkan salah satunya juga terjadi di Kalimantan Selatan yang menjadi preseden buruk penegakan demokrasi di Indonesia.
Sementara itu, Koorwil BEM se-Kalimantan Selatan, Ahdiat Zairullah yang hadir dalam aksi juga menyampaikan bahwa dirinya akan tetap mengikuti proses hukum yang berlangsung atas dirinya dan rekannya.
“Saya Ahdiat Zairullah akan tetap meneruskan proses hukum yang ada dan saya akan tetap berjuang untuk kawan-kawan sekalian,” ucapnya.
Ia juga meminta dukungan kepada seluruh pihak untuk mendukung gerakan mahasiswa hari ini dan seterusnya yang menjadi corong untuk menyampaikan aspirasi bagi kemajuan dan memperjuangkan kepentingan rakyat.