Sonora.ID - Pandemi virus corona menjadikan banyak masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang signifikan jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya.
Angka kemiskinan pun berpotensi untuk meningkat, mengingat banyak karyawan yang terpaksa dirumahkan atau diPHK dari tempat kerjanya.
Padahal, praktisi bisnis Indonesia, Profesor Rhenald Kasali menyatakan bahwa pada akhir tahun 2019 angka kemiskinan di Indonesia sudah menurun.
Baca Juga: Penting Bisa Deskripsikan Diri Sendiri, Deddy: Akan Lebih Mudah Sukses!
Melihat adanya krisis ekonomi tersebut, Prof. Rhenald pun menjabarkan bahwa salah satu faktor besar seseorang mengalami kemiskinan adalah karena tidak memiliki modal hidup mandiri.
“Mungkin karena mereka tidak punya modal untuk hidup mandiri. Modal untuk hidup mandiri itu apa? Pendidikan dan kesehatan, itu yang utama,” tegasnya menjelaskan,
Menurut Prof. Rhenald, ketika seseorang tidak dibekali dengan pendidikan yang cukup, maka pekerjaan yang baik juga akan sulit untuk didapatkan.
Baca Juga: Bungkam Mereka yang Meremehkan, Deddy Corbuzier: Harus Punya Self Value!
Ketika seseorang tidak memiliki kesehatan yang prima, membuat orang tersebut cenderung kehilangan kesempatan karena tidak mampu berkompetisi dengan orang yang sehat.
Nah dua hal ini sebenarnya sudah diupayakan oleh negara, agar seluruh masyarakat di dalamnya mendapatkan pendidikan dan kesehatan.
Di sisi lain, Rhenaldi juga menggarisbawahi orang-orang sudah memiliki dua modal hidup mandiri tapi cenderung tidak sukses dalam pekerjaannya.
Baca Juga: Bikin Makin Bahagia dan Sehat, Terapkan 3 Kunci Body Positivity!
“Ada juga orang yang sebenarnya pendidikannya tinggi, tapi attitudenya bermasalah. Ini yang justru jadi masalah, karena dulu kita beranggapan orang yang pendidikannya tinggi pasti cerdas kan,” sambungnya menjelaskan.
Sedangkan, uniknya Prof. Rhenaldi menyatakan bahwa sekarang bayak ditemukan bahwa orang yang pendidikannya tinggi, belum tentu cerdas.
“Perlu untuk grooming attitude dan mindset itu tadi. Jadi orang bisa menjadi sangat miskin padahal pendidikannya tinggi dan sehat, ya karena cara berpikirnya yang salah,” tambahnya.