Sonora.ID – Situasi pandemi Covid-19 belakangan ini sering membuat orang-orang gampang diterpa emosi yang negatif. Misalnya stres, cemas, khawatir, merasa terpuruk, dan semacamnya.
Untuk mengatasi perasaan tidak nyaman, biasanya seseorang akan berusaha untuk tetap berpikir positif dan menyemangati diri sendiri.
Sebagian orang akan menyangkal bahwa dirinya memiliki perasaan negatif dan beranggapan bahwa mencoba berpikir positf bisa membuat dirinya merasa lebih baik.
Baca Juga: Penting Bisa Deskripsikan Diri Sendiri, Deddy: Akan Lebih Mudah Sukses!
Padahal, mengakui emosi negatif sesungguhnya tidak ada salahnya, asalkan kita tidak menyerah dan tersulut ke dalamnya.
Selalu merasa positif malah bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan mental. Hal ini dikenal dengan istilah toxic positivity.
Melansir dari Kompas.com, Psikolog klinis dewasa Alfath Hanifah Megawati mengatakan, toxic dalam positivitas terjadi saat perasaan tidak nyaman tidak diakui.
Baca Juga: Bungkam Mereka yang Meremehkan, Deddy Corbuzier: Harus Punya Self Value!
Hal ini seolah tidak memberi ruang untuk perasaan lemah, sakit, atau menemui kegagalan. Sebaliknya, pikiran yang tertanam adalah harus selalu positif, benar, dan menang.
Situasi tersebut bisa membuat seseorang memendam dan menahan perasaan tidak nyaman di alam bawah sadarnya.
Lama kelamaan perasaan tak nyaman itu bisa menghancurkan dirinya. Padahal sebagai manusia, merasa tidak nyaman, sakit, gagal, lemah adalah hal yang wajar.
"Perlu diingat, kita tidak bisa selalu bahagia dan selalu nyaman dalam hidup," ujar psikolog yang akrab disapa Ega saat dihubungi Kompas.com.
Menurut Ega, mengakui diri ketika sedang lemah, terpuruk, tidak senang, sakit, maupun gagal, kadang malah justru diperlukan.
Baca Juga: Bikin Makin Bahagia dan Sehat, Terapkan 3 Kunci Body Positivity!
Namun bukan berarti kita harus terus terjebak dalam perasaan negatif. Perlu juga untuk mengakui kekuatan di dalam diri untuk mengatasinya.
"Cari tahu apa yang bisa dilakukan untuk membuat diri merasa lebih baik. Ini step yang penting juga," kata Ega.
Cobalah untuk memvalidasi dan ajak diri melakukan suatu aksi sehingga kenyamanan diri bisa dirasakan kembali.
Baca Juga: Bicara tentang Mental Health, Tompi: Penting Banget untuk Memilih Teman
Dengan begitu, toxic positivity bisa dihindari sekaligus bangkit dari keterpurukan.