Makassar, Sonora.ID - Provinsi Sulawesi Selatan mencatatkan deflasi pada Oktober 2020.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), terjadi deflasi sebesar 0,09 persen. Didorong oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya dengan kontribusi 1,03 persen.
Kepala BPS Sulsel Yos Rusdiansyah mengatakan pada kelompok tersebut, tercatat emas perhiasan menjadi komoditas yang mengalami penurunan harga tertinggi.
Baca Juga: Abaikan Teguran Kemendagri, Pj Wali Kota Makassar Ogah Sanksi ASN Tidak Netral
"Deflasi terjadi karena penurunan sebagian indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,01 persen; kelompok transportasi sebesar 0,56 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,03 persen," kata Yos dalam rilis melalui jaringan streaming, belum lama ini.
Yos menyebut tingkat inflasi Sulsel secara tahun kalender sebesar 1,38 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun sebesar 1,46 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Oktober 2020 diantaranya emas perhiasan, tarif angkutan udara, tomat, wortel, telur ayam ras, jagung manis dab tarif listrik.
Baca Juga: Soroti Penunjukan Plt Kadis Kesehatan Makassar, DPRD: Bikin Kacau Pemerintahan
Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga seperti
cabai merah, udang basah, cabai rawit, daging ayam ras, rokok kretek filter, bawang putih dan tarif kendaraan roda empat online.
BPS juga melaporkan dari lima kota IHK di Sulsel, dua daerah mengalami deflasi. diantaranya Kota Makassar dan Parepare.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar sebesar 0,13 persen dan inflasi tertinggi terjadi di Kota Watampone sebesar 0,40 persen. Sementara tiga kota mengalami inflasi yaitu Bulukumba, Watampone dan Palopo.