Makassar, Sonora.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal III-2020 minus 3,49 persen year on year. Sehingga Indonesia secara resmi masuk dalam resesi. Ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 juga terkontraksi.
Secara kuartal, ekonomi tumbuh 5,05 persen, secara kumulatif masih terkontraksi 2,03 persen. Pada kuartal II pertumbuhan ekonomi tekontraksi 5,32 persen.
Resesi merupakan penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Resesi yang dialami Indonesia merupakan dampak keberadaan pandemi Covid-19 yang menghantam segala aspek kehidupan manusia termasuk sektor ekonomi.
Baca Juga: Resesi Ekonomi, Disnaker Makassar Mewaspadai Adanya Gelombang PHK
Beberapa dampak yang mungkin terjadi setelah Indonesia masuk resesi diantaranya akan terjadi penurunan pendapatan kelompok menengah bawah secara signifikan.
Sedangkan untuk Sulawesi Selatan (Sulsel), pertumbuhan ekonomi Q-to-Q triwulan III terhadap triwulan II itu tumbuh 8,18 persen. Jika dibandingkan angka nasional 5,05 persen, maka kecepatan pemulihan ekonomi di triwulan III untuk Sulsel jauh lebih cepat dibandingkan secara rata-rata nasional.
Mometum yang sangat baik ini, menjadi optimisme untuk tumbuh di triwulan ke IV yang sedang berlangsung.
Baca Juga: Indonesia Diperkirakan Akan Alami Resesi Ekonomi, Apa Saja Dampaknya?
Gubernur Sulsel, Prof HM Nurdin Abdullah, yakin Sulsel dapat melewati masa resesi ini, bahkan bisa memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi yang positif bagi Indonesia. Meski resesi, pemulihan ekonomi dan perekonomian sudah mulai terlihat.
"Saya sampaikan berkali-kali bahwa Sulsel itu dari krisis ke krisis punya daya tahan tersendiri. Kenapa, karena kita di sektor pangan. Oleh karena itu, saya ingatkan pada kita semua. Sulsel ini harus memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional," kata Nurdin Abdullah, di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel, Kamis, (5/11/2020).
Baca Juga: Ekonomi Sulsel Sulit Diprediksi, BI: Kondisi Penuh Ketidakpastian
Ia optimistis, masa ini bisa dilalui, berkaca dari berbagai pengalaman krisis di masa lalu dengan kekuatan yang dimiliki di sektor pertanian.
"Saya kira kita tidak usah pesimistis, kita optimistis, bukan hanya Sulsel dan Indonesia. Semua negara mengalami kontraksi yang cukup kuat, makanya kita bersyukur sebagai negara agraris. Karena tidak ada satupun manusia di dunia yang menunda makan," imbuhnya.
Selain Indonesia, negara lain juga mengalami resesi. Seperti Amerika Serikat, Uni Eropa, Hongkong, Singapura dan Korea Selatan.
Baca Juga: Investor Asing Tertarik Garap 3 Proyek Unggulan di Sulawesi Selatan