Ia mencontohkan pemberdayaan kaum wanita atau ibu-ibu dengan segala potensi yang dimiliki melalui pelatihan dan pendidikan ketrampilan. Mengenalkan teknologi dan memberikan pelatihan kepada para pemuda guna mengembangkan potensi diri secara optimal, sehingga dapat menjadi generasi yang berkualitas.
Sementara itu, Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Syaiful Huda mengatakan terdapat empat hal objektif untuk literasi dan Perpusnas.
Objektif pertama adalah terkait dengan kondisi saat ini yang sedang darurat pendidikan kita termasuk bagaimana kesulitan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
"Hingga hari ini, yang saya cek PJJ hanya dilaksanakan hanya 30 persen. Itu artinya hampir pasti literasinya akan berkurang. Diperlukan keterlibatan banyak pihak. terutama gerakan literasi yang diinisasi bukan hanya oleh Perpusnas tapi seluruh elemen masyarakat,” kata Syaiful Huda.
Syaiful Huda meyakini Perpusnas sudah mengambil terobosan tinggal bagaimana prakasa inisiatif ke pelosok Indonesia.
Selama ini Komisi X DPR juga mendorong untuk menaikan anggaran Perpusnas supaya bisa meningkatkan program kerjanya lebih maksimal.
"Saya meyakini Perpusnas sudah merumuskan itu. walaupun terbatas anggarannya," tambah Syaiful Huda.
Kemudian yang kedua, adalah menyangkut soal terkait ranking PISA yang mana Indonesia masih menempati peringkat bawah.
"Kita masih sangat buncit untuk ranking PISA kita. Salah satu elemen yang dibahas adalah literasi yang dibahas adalah aspek literasi. Inilah yang banyak anak yang membaca tapi tidak mengerti dibalik yang dibahas," jelas Syaiful.
Gerakan literasi harus menjadi arus utama dan menjadi kepedulian semua pihak. Pada ranah pemerintah, Perpusnas didorong untuk melakukan inisiatif, yang mana gerakan literasi menjadi kebutuhan penting untuk kemajuan indonesia pada masa depan.
Objektif ketiga, lanjut Syaiful Huda, adalah ketersediaan buku terutama di daerah terpencil.
Syaiful Huda menambahkan pihaknya menyadari bahwa masyarakat Indonesia bukan tidak mau membaca tetapi permasalahannya adalah akses bahan bacaan yang terbatas.
"Ini yang harus kita dorong, bagaimana anak-anak bisa memegang buku. Ini kita dorong secepatnya, supaya akses literasi bisa sampai ke daerah. Bagaimana sarana dan prasarana bisa diakses oleh anak didik."
Syaiful Huda mengapresiasi kerja sama Perpusnas dengan desa untuk mempercepat akses literasi.
Objektif keempat, DPR juga memiliki tanggung jawab moral dalam gerakan literasi.
Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar anggota DPR yang mempunyai kelebihan rezeki menyisihkan untuk gerakan literasi tersebut.
Jumlah anggota parlemen di Tanah Air mencapai 18.000 orang, jika semuanya menjawab dengan hibah lima buku saja per bulan, maka target gerakan literasi dapat tercapai dengan mudah.