Sonora.ID - Donald Trump terus menyebut ada kecurangan dalam perhitungan suara di ajang pemilihan presiden Amerika Serikat (AS). Ia mengungkapkan kemarahan dengan kata-kata kasar terkait sistem pemungutan suara melalui pos, yang membuat Joe Biden lebih unggul.
Trump memperingatkan dia akan pergi ke Mahkamah Agung dalam upaya untuk menghentikan penghitungan suara setelah hari pemilihan, meskipun prosesnya legal.
"Ini adalah penipuan besar di negara kita. Kami ingin hukum digunakan dengan cara yang tepat. Jadi kami akan pergi ke Mahkamah Agung AS. Kami ingin semua pemungutan suara dihentikan," kata Trump seperti dikutip dari Mirror, Jumat (6/11/2020).
Baca Juga: Joe Biden Dinyatakan Menang, Pendukung Trump Demo Tuntut Hentikan Perhitungan Suara
Sebelumnya, Trump juga secara keliru mengklaim bahwa dia telah memenangkan pemilihan, meskipun hasil dengan jelas menunjukkan Biden berhasil.
Selain itu, ia mengklaim telah memenangkan pemilihan sejak awal, meskipun hasil menunjukkan Biden lebih unggul sedikit.
Tanpa bukti penipuan pemilih, dia berkata: “Kami memang memenangkan pemilihan ini. Tujuan kita sekarang adalah memastikan integritas demi kebaikan bangsa ini."
Baca Juga: Biden Vs Trump, Siapakah yang Lebih Unggul di Perhitungan Sementara?
Dirinya pun menilai adanya kejanggalan dalam pelaksanaan perhitungan suara pilpres kali ini. Menurutnya ada keanehan karena namanya sempat unggul di beberapa negara bagian utama.
“Tadi malam saya memimpin, seringkali dengan kuat, di banyak negara bagian utama, di hampir semua contoh yang dijalankan dan dikendalikan oleh Demokrat. Kemudian, satu per satu, mereka mulai menghilang secara ajaib saat pembuangan surat suara yang mengejutkan dihitung. SANGAT ANEH."
Namun tak lama kemudian pihak Twitter segera mencap postingan itu sebagai unggahan yang menyesatkan.
Baca Juga: Penggemarnya Menuduhnya Dukung Trump, Lana Del Rey: 'Go. Fuxk. Yourself.'
Trump merengek setelah Biden mulai bangkit dan di beberapa negara bagian menyusulnya, sebagian besar berkat pemungutan suara melalui pos. Demokrat secara historis lebih cenderung memilih melalui surat sementara Partai Republik cenderung berkinerja lebih baik pada hari pemungutan suara.
Tapi Jaksa Agung Pennsylvania Josh Shapiro mengatakan para pejabat memiliki waktu hingga besok untuk menghitung suara - asalkan mereka diberi tanda pos sebelum hari pemilihan.