Semarang, Sonora.ID - Jika Anda berkunjung ke wilayah Semarang jangan lupa mampir ke beberapa tempat wisata ciamiknya, salah satunya adalah Kota Lama. Ada yang mencuri perhatian saat hendak memasuki sebuah kafe kopi di Kawasan Kota Lama Semarang.
Di salah satu sudut ruangan kafe yang bernama Tekodeko itu tampak puluhan menekin wajah bermasker berjejer rapi di atas meja kayu.
Sebagian masker yang terbungkus kain tile juga terlihat menggantung di sebuah kerangka besi. Sedangkan masker yang dibungkus dengan tabung berbahan mika dipajang di atas meja kayu lain layaknya sebuah souvenir.
Jika dilihat lebih detail, masker yang berjumlah ratusan itu tampak dilukis dengan estetik seni yang menarik oleh seorang perupa. Masker Lukis itu rupanya hasil karya seni dari para perupa Semarang yang tergabung dalam Woman Painter Community (Wopanco).
Sentuhan karya seni yang tertuang dalam sebuah masker itu sedianya sedang dipamerkan dalam momentum perayaan ulang tahun Woponco yang kedua tahun.
Ketua Woponco Semarang, Ratri Cipta Hening mengungkapkan, kelompok yang beranggotakan 17 perupa perempuan ini ingin mengajak masyarakat agar peduli terhadap kesehatan di tengah pandemi ini.
“Dalam pameran ini kami ingin mengingatkan akan pentingnya melindungi diri dan orang di sekitar dengan selalu memakai masker untuk mencegah wabah,” kata Ratri, saat ditemui usai pembukaan pameran bertajuk MaskArt Exhibition, Sabtu (7/11/2020) malam.
Dia bercerita, pameran masker lukis ini diinisiasi karena berangat dari kekhawatiran para perupa yang terpukul oleh pandemi. Para perupa yang berasal dari beragam profesi ini juga sebagian menggantungkan hidupnya dari penjualan hasil karya seninya.
Mereka juga turut terdampak karena sepinya pesanan dari pembeli. Namun hantaman pandemi justru memunculkan gairah baru untuk menggerakan roda kehidupan seiring dengan perubahan gaya hidup yang baru.
Baca Juga: PT KAI DAOP 2 Bandung Bagikan 1000 Masker Kepada Pelanggan Kereta Api
“Semangat dalam berkekesenian di masa pandemi terbakar kembali dengan sangat banyaknya permintaan masker lukis ini. Dengan beragam tema, masker lukis hadir menjadi media baru dalam berekspresi. Ini respons kami menjawab kebutuhan estetika dan seni untuk masyarakat di masa pandemi,” ucap dia.
Salah satu perupa, Intan Esty mengatakan, sentuhan seni yang disuguhkan dalam balutan karya masker lukis itu dikerjakan dalam waktu sekitar dua bulan dengan dengan menggunakan jenis cat tekstil dan akrilik.
“Kami kerjakan selam kurang lebih dua bulan dengan cat yang aman dan tidak berbau. Total ada 170 karya masker lukis yang dipamerkan dan juga dijual dengan harga kisaran Rp49.000 hingga Rp130.000,” kata dia.
Tema yang dituangkan dalam karya masker itu pun juga sangat beragam sesuai dengan karakter para pelukisnya.