Sonora.ID - Kita semua pasti pernah merasakan stress, baik itu karena diputus cinta, stress karena tugas kuliah yang menumpuk, ataupun karena tekanan oleh si dosen, guru, dan lingkungan pertemanan kita, yang mana hal tersebut membuat seluruh aktivitas yang kita kerjakan akan terganggu.
Secara alami, setiap orang akan melakukan sesuatu agar membuat dirinya nyaman kembali yang disebut dengan strategi coping atau strategi untuk mengatasi stress.
Masing-masing individu tentunya punya cara atau strategi sendiri dalam menangani hal tersebut, salah satunya adalah dengan merokok. Namun apakah benar merokok dapat mengobati stress? dan sampai kadar apakah merokok bisa dikatakan wajar jika digunakan untuk mengatasi stress?
Baca Juga: Merokok Sesekali Ternyata Tingkatkan Risiko 12 Kali Lipat Kematian, Kok Bisa?
Dari sisi psikologis, Sarafino (Nasution, 2007) mengatakan bahwa, “Merokok dapat bermakna untuk meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana, sehingga timbul rasa persaudaraan. Hal ini terjadi karena kebiasaan yang berujung pada kecanduan atau ketagihan.
Setelah wawancara dengan Dosen Salma, salah seorang dosen psikologi di Universitas Diponegoro, merokok terbukti sebagai salah satu perilaku seseorang dalam mengatasi stress. Walaupun baik buruknya pun masih dipertanyakan, di Indonesia sendiri hal tersebut tidak dilarang dan karena hal tersebut lah banyak sekarang ini dikalangan anak muda yang merokok dengan dalih sebagai penghilang stress.
Walapun merupakan salah satu pilihan buruk untuk mengatasi stress, Dosen Salma berpendapat jika hal tersebut masih bisa dikatakan dalam batas wajar jika mampu membatasi dirinya dengan tidak terlalu adiktif terhadap rokok.
Contohnya saat seseorang menghilangkan stress dengan merokok satu sampai dua batang sehari, jika sudah adiktif maka bisa mencapai lebih dari satu bungkus rokok sehari, Hal tersebut bukan lagi termasuk dalam perilaku mengatasi stress, karena tidak hanya rokok, perilaku adiktif dalam segala hal pun bisa berakibat buruk bagi tubuh manusia.
Merokok yang merupakan salah satu strategi mengatasi stress sangat tidak dianjurkan.
Dosen Salma, menyebutkan bahwa orang menjadikan rokok sebagai cara menghilangkan stress mungkin tidak mengetahui cara atau solusi lain dalam mengatasi stress.
Padahal terdapat banyak sekali strategi dalam mengatasi stress yang lebih baik, contohnya dengan berolah raga, menyalurkan hobi, bercerita dengan sahabat atau keluarga, bahkan dengan mendengarkan musik juga bisa dikatakan sebagai salah satu strategi mengatasi stress.