Sonora.ID - Para ilmuwan telah menemukan hubungan antara kinerja seksual dan golongan darah Penelitian menunjukkan bahwa golongan darah A, B atau AB cenderung tidak berkinerja.
Melansir Daily Mail, mereka yang bergolongan darah O empat kali lebih kecil kemungkinannya untuk menderita disfungsi ereksi atau impotensi.
Beberapa penelitian menunjukkan lebih dari sepertiga dari mereka yang berusia di atas 40 tahun terpengaruh.
Baca Juga: Sering Dilakukan saat Oral Seks, Ini yang Terjadi Ketika Tak Sengaja Menelan Sperma
Meskipun obat-obatan seperti Viagra telah merevolusi pengobatan, sekitar 30 persen pria yang memakainya tidak melihat adanya peningkatan.
Sampai saat ini, dokter menganggap faktor gaya hidup seperti merokok, kelebihan berat badan dan tekanan darah tinggi menjadi pemicu utamanya.
Tetapi studi terbaru, oleh tim di Ordu University di Turki, menunjukkan banyak orang mungkin berisiko mengalami masalah ereksi hanya karena jenis darah mereka sejak lahir.
Baca Juga: Rahasia Merapatkan Miss V Longgar, Ternyata Hanya dengan Bumbu Dapur
Peneliti merekrut 350 pria berusia enam puluhan dan membaginya menjadi dua kelompok berdasarkan apakah mereka mengalami masalah atau mempertahankan ereksi.
Masing-masing memberikan sampel darah untuk memeriksa jenis darah yang mereka miliki.
Hasilnya, dalam Archives of Italian Urology and Andrology, mengungkapkan pria dengan tipe A, B atau AB tiga sampai empat kali lebih mungkin untuk gagal di kamar tidur daripada mereka yang bergolongan darah O.
Baca Juga: Sering Masturbasi Bikin 'Lutut Kopong'? Begini Penjelasannya
Hanya 16 persen dari golongan darah O yang memiliki masalah untuk terangsang, dibandingkan dengan 42 persen golongan darah A.
Bahkan ketika para peneliti memperhitungkan apakah para pria tersebut merokok, atau memiliki tekanan darah tinggi, perbedaannya masih cukup besar.
Tidak jelas bagaimana golongan darah dapat mempengaruhi kinerja seksual, tetapi teori bahwa itu dapat mempengaruhi kesehatan pertama kali muncul hampir 100 tahun yang lalu.
Sejak itu, penelitian telah menyatakan bahwa hal itu menentukan risiko berbagai kondisi, termasuk penyakit jantung, kanker, kemandulan, dan sakit maag.