Sebelum berangkat ke sekolah, Ia juga banyak mendapat pesan dari orang tua.
"Khawatir juga. Tapi diberi pesan selalu terapkan protokol kesehatan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 10 Banjarmasin, Saipuddin Zuhri mengakui bahwa ada banyak kekurangan di hari pertama masuk sekolah.
Misalnya alat thermogun yang terlambat datang, serta meja dan kursi di ruang kelas yang belum diatur sebagaimana ketentuan.
Baca Juga: Terkait SMP Tatap Muka, Pemko Banjarmasin Diminta Bijak Memutuskan
"Thermogun itu yang menyimpan kuncinya anaknya sedang sakit, jadi terlambat datang. Nanti akan kita evaluasi," ucapnya
Dalam pembelajaran tatap muka, menurutnya tidak ada paksaan.
Bahkan dari 50 persen kapastitas ruang kelas yang diatur, masih ada kekosongan karena ada sebagaian orang tua yang tidak mengizinkan turun.
"Kita tidak memaksakan siswa turun. Bahkan jika sakit sudah kita minta tidak usah ke sekolah," pungkasnya.
Baca Juga: Masih Zona Merah Covid-19, Kemendikbud Izinkan Bekasi Simulasi KBM Tatap Muka