Banjarmasin, Sonora.ID - Aisyah Syifa Azra, siswi kelas 7 di SMPN 10 Banjarmasin nampak terburu-buru saat akan masuk ke ruang kelas.
Tingkahnya seakan menggambarkan rasa girang di hari pertama kembali masuk sekolah, setelah berbulan-bulan harus belajar dari rumah akibat CoVID-19 yang melanda.
Sekitar mulai pukul 07.00 WITA, satu per satu siswa - siswi di SMPN 10 sudah berdatangan dan langsung mengikuti pengarahan dari guru di lapangan.
Namun sebelum itu, setiap murid harus mencuci tangan terlebih dulu dan dicek suhu tubuhnya, meski tidak semua sempat diperiksa.
Baca Juga: Besok, Empat SMP Negeri di Banjarmasin Mulai Belajar Tatap Muka
"Senang sih bisa kembali turun ke sekolah bertemu dengan teman-teman dan guru," ucap Aisyah saat ditemui Smart FM Banjarmasin, Senin (16/11) pagi.
Kendati demikian, Ia mengaku banyak mendapat wejangan dari orang tua sebelum berangkat ke sekolah.
Misalnya selalu gunakan hand sanitizer, jangan terlalu dekat dengan teman-teman dan jauhi kerumunan.
"Ada sih kekhawatiran. Tapi tetap selalu kenakan masker," tambahnya.
Hal senada juga diungkapkan Vanesa Dewiranti, siswi kelas 7 SMPN 10, yang mengaku ada khawatiran.
Baca Juga: SMP di Banjarmasin Siap Tatap Muka, Pemprov Kalsel Beri Tanggapan
Sebelum berangkat ke sekolah, Ia juga banyak mendapat pesan dari orang tua.
"Khawatir juga. Tapi diberi pesan selalu terapkan protokol kesehatan," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala SMPN 10 Banjarmasin, Saipuddin Zuhri mengakui bahwa ada banyak kekurangan di hari pertama masuk sekolah.
Misalnya alat thermogun yang terlambat datang, serta meja dan kursi di ruang kelas yang belum diatur sebagaimana ketentuan.
Baca Juga: Terkait SMP Tatap Muka, Pemko Banjarmasin Diminta Bijak Memutuskan
"Thermogun itu yang menyimpan kuncinya anaknya sedang sakit, jadi terlambat datang. Nanti akan kita evaluasi," ucapnya
Dalam pembelajaran tatap muka, menurutnya tidak ada paksaan.
Bahkan dari 50 persen kapastitas ruang kelas yang diatur, masih ada kekosongan karena ada sebagaian orang tua yang tidak mengizinkan turun.
"Kita tidak memaksakan siswa turun. Bahkan jika sakit sudah kita minta tidak usah ke sekolah," pungkasnya.
Baca Juga: Masih Zona Merah Covid-19, Kemendikbud Izinkan Bekasi Simulasi KBM Tatap Muka