"Lalu menjaga kelancaran proyek investasi agar proyek pembangunan daerah terus berjalan sesuai rencana dan juga penting sekali untuk mendorong pengembangan UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi termasuk di dalamnya adalah sektor ekonomi kreatif. Dan kelima, adalah mempercepat digitalisasi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan sarana prasarana, transaksi ekonomi di masa pandemi, maupun sebagai persiapan dan fase pandemi," paparnya lagi.
Menurut Herawanto, pada event WJIS 2020 ini, Bank Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di berbagai sektor, mulai dari transportasi, energi terbarukan, pengolahan air hingga infrastruktur perkotaan.
"Untuk menarik para investor, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menawarkan alternatif skema kemitraan dan investasi dengan melibatkan partisipasi swasta dalam pembiayaan kebutuhan infrastruktur," ucapnya.
Baca Juga: Kabar Baik, Daerah Resiko Rendah di Provinsi Jawa Barat Bertambah
Selain itu, konsistensi pada kondusivitas ekonomi dan penjagaan protokol kesehatan juga harus terus dijaga, termasuk untuk mengkondusifkan perekonomian di masa depan.
"Adanya peningkatan aktivitas, seperti transportasi serta bergeliatnya pariwisata menjadikan aktivitas belanja pun jadi meningkat. Pertumbuhan ekonomi Jabar yang tadinya hampir minus 6 persen, menuju minus 4 persen," ungkapnya.
"Kenapa kok masih minus, nah ekonomi Jawa Barat itu memang betul pariwisata yang menjadi salah satu faktor utamanya. Tapi ada manufacturing (perusahaan) ekspor yang memang masih bertahan," ungkapnya.
Menurutnya, sektor-sektor perekonomian ini harus terus digerakkan termasuk manufaktur tadi, dan yang paling memungkinkan adalah dengan melalui skema investasi.
Baca Juga: Meski Indonesia Resesi, Triwulan III Perekonomian Jawa Barat Mengalami Perbaikan