Menurutnya, secara geografis Kota Bandung memang menguntungkan. Meski tidak memiliki lahan pertanian, Kota Bandung adalah Kota kolektif-distributif.
"Secara alamiah produsen mendatangi Kota Bandung. Bukan hanya untuk kebutuhan Kota Bandng tetapi untuk mendistribusikannya kembali ke daerah lainnya," papar Gin Gin.
Namun agar tak tergantung pada daerah lain, Gin Gin mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kini memiliki program yang dinamakan Buruan SAE.
Baca Juga: Manfaatkan Lahan Tidur, Milenial Kota Bitung Bantu Pemerintah Siapkan Kebutuhan Pangan
Buruan yang berarti halaman dan SAE merupakan singkatan dari Sehat, Alami, dan Ekonomis.
Program ini merupakan program urban farming yang terintegrasi. Tujuannya untuk menanggulangi ketimpangan permasalahan pangan melalui pemanfaatan pekarangan atau lahan yang ada dengan berkebun.
Sejauh ini, Program Buruan SAE yang dimulai di akhir tahun 2019 ini telah mencapai 128 titik yang tersebar di 151 Kelurahan yang ada di Kota Bandung.
"Program ini akan terus kita kembangkan dan kita dorong agar Buruan SAE ini menjadi sebuah budaya yang melekat di masyarakat. Sehingga ketahanan pangan di Kota Bandung terus aman," pungkas Gin Gin.
Baca Juga: Dukung Go Export, BBPOM Manado Serahkan Sertifikat Izin Edar bagi UMKM Pangan Olahan