Ketahanan Pangan Kota Bandung Relatif Aman Hingga Akhir Tahun

18 November 2020 08:40 WIB
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar (kemeja Korpri) saat pemaparan pada acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (17/11/2020)
Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar (kemeja Korpri) saat pemaparan pada acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (17/11/2020) ( Sonora FM Bandung)

Bandung, Sonora.ID - Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar memastikan stok pangan di Kota Bandung aman hingga akhir tahun ini. Sehingga harga kebutuhan pokok diprediksi relatif normal.

"Saat ini dan beberapa waktu ke depan untuk ketersediaan pangan atau ketahanan pangan masih dalam taraf yang relatif aman dan cukup. Bahkan hingga akhir tahun, terutama ketersediaan beras," ungkap Gin Gin pada acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa (17/11/2020).

Baca Juga: Desa Boto Rawan Pangan, Pemdes Usulkan Program Desa Pertanian Keluarga

Ia mengungkapkan, kebutuhan pangan di Kota Bandung cukup tinggi. Namun di masa pandemi Covid-19 ini mempengaruhi pasokan dan distribusi pangan di Kota Bandung. Hal itu diduga akibat menurunnya daya beli masyarakat.

Komoditas pangan seperti beras, daging (sapi dan ayam), telur, ikan dan olahannya, sayur mayur, dan buah buahan di pasok dari luar Kota Bandung. 

Beras sebagaian besar masih dipasok dari wilayah Jawa Barat. Sedangkan telur mayoritas dipasok oleh wilayah Blitar dan Priangan Timur.

Baca Juga: Ketahanan Pangan Modal Membangun SDM Berkualitas

Menurutnya, secara geografis Kota Bandung memang menguntungkan. Meski tidak memiliki lahan pertanian, Kota Bandung adalah Kota kolektif-distributif. 

"Secara alamiah produsen mendatangi Kota Bandung. Bukan hanya untuk kebutuhan Kota Bandng tetapi untuk mendistribusikannya kembali ke daerah lainnya," papar Gin Gin.

Namun agar tak tergantung pada daerah lain, Gin Gin mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kini memiliki program yang dinamakan Buruan SAE.

Baca Juga: Manfaatkan Lahan Tidur, Milenial Kota Bitung Bantu Pemerintah Siapkan Kebutuhan Pangan  

Buruan yang berarti halaman dan SAE merupakan singkatan dari Sehat, Alami, dan Ekonomis. 

Program ini merupakan program urban farming yang terintegrasi. Tujuannya untuk menanggulangi ketimpangan permasalahan pangan melalui pemanfaatan pekarangan atau lahan yang ada dengan berkebun.

Sejauh ini, Program Buruan SAE yang dimulai di akhir tahun 2019 ini telah mencapai 128 titik yang tersebar di 151 Kelurahan yang ada di Kota Bandung.

"Program ini akan terus kita kembangkan dan kita dorong agar Buruan SAE ini menjadi sebuah budaya yang melekat di masyarakat. Sehingga ketahanan pangan di Kota Bandung terus aman," pungkas Gin Gin.

 Baca Juga: Dukung Go Export, BBPOM Manado Serahkan Sertifikat Izin Edar bagi UMKM Pangan Olahan

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm