Fajar yang juga Kepala Badan Pengelola Geopark Meratus ini mengungkapkan bahwa situs-situs bentang alam yang di provinsi ini memiliki keunikan yang tergolong langka.
Seperti di Geosite Serpentinite Forest Park yang berada di Tahura Sultan Adam, yang memiliki batuan serpentinit yang berasal dari kerak dasar laut di kedalaman 6.000 meter dan terangkat ketika kejadian tumbukan antara Benua Australia dan Benua Asia yang kemudian ditumbuhi hutan.
Batuan tersebut menurut penelitian hanya ditemukan di tiga daerah, yakni Kalimantan Selatan, Papua dan kawasan Pegunungan Himalaya.
Baca Juga: DLH Kalsel Siapkan Anggaran untuk Pembangunan Insinerator Tahun Depan
Selain harus mengajukan dokumen trilingual dan penetapan empat geosite, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga harus melakukan penataan infrastruktur untuk mendukung pengembangan kawasan.
Di antaranya dengan membuat pusat informasi bagi turis dan fasilitas pelengkap lainnya.
“Sekarang sudah siap, namun harus kita sempurnakan lagi,” pungkasnya.