Banjarmasin, Sonora.ID - Setidaknya ada empat geosite di kawasan Geopark Pegunungan Meratus yang akan diajukan terlebih dahulu untuk mendapat pengakuan internasional.
Yakni Geosite Serpentinite Forest Park di Tahura Sultan Adam, Mandiangin; Pendulangan Intan di Cempaka, Banjarbaru; Geosite Dolerite Semilir Pulau Laut, Kotabaru; dan Geosite Plagiogranite di Geopoint Gunung Besar, Tanah Bumbu.
Diungkapkan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kalimantan Selatan, Nurul Fajar Desira, pengajuan keempat geosite itu sebagai syarat untuk pengajuan status Geopark Pegunungan Meratus menjadi UNESCO Global Geopark.
Baca Juga: Pemko Banjarbaru Gelar Rakor Cegah Stunting & Prokes Jelang Pilkada
Di mana syarat lainnya adalah adanya dokumen pengajuan yang dibuat minimal dalam tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris dan Prancis.
Ia mengungkapkan bahwa kawasan Geopark Pegunungan Meratus memiliki lahan yang luas, seperti di Tahura Sultan Adam yang memiliki banyak titik bentang alam dengan keunikan masing-masing.
“Ada Hutan Kahung, Waduk Riam Kanan, Matang Kaladan dan Tahura Sultan Adam itu sendiri,” tuturnya kepada awak media.
Baca Juga: Sudah Kedaluwarsa, Pemprov Kalsel Cabut Perda Nomor 2 Tahun 2013
Fajar yang juga Kepala Badan Pengelola Geopark Meratus ini mengungkapkan bahwa situs-situs bentang alam yang di provinsi ini memiliki keunikan yang tergolong langka.
Seperti di Geosite Serpentinite Forest Park yang berada di Tahura Sultan Adam, yang memiliki batuan serpentinit yang berasal dari kerak dasar laut di kedalaman 6.000 meter dan terangkat ketika kejadian tumbukan antara Benua Australia dan Benua Asia yang kemudian ditumbuhi hutan.
Batuan tersebut menurut penelitian hanya ditemukan di tiga daerah, yakni Kalimantan Selatan, Papua dan kawasan Pegunungan Himalaya.
Baca Juga: DLH Kalsel Siapkan Anggaran untuk Pembangunan Insinerator Tahun Depan
Selain harus mengajukan dokumen trilingual dan penetapan empat geosite, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan juga harus melakukan penataan infrastruktur untuk mendukung pengembangan kawasan.
Di antaranya dengan membuat pusat informasi bagi turis dan fasilitas pelengkap lainnya.
“Sekarang sudah siap, namun harus kita sempurnakan lagi,” pungkasnya.