Makassar, Sonora.ID - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Kota Makassar untuk mewaspadai potensi bencana yang terjadi di peralihan musim dari kemarau ke musim hujan. Seperti terjadinya cuaca ekstrem dan curah hujan yang lebat.
Prakirawan BMKG Resky Yuda mengatakan sebagian wilayah Sulsel saat ini memasuki masa transisi menuju musim hujan September ini. Termasuk Kota Makassar.
Curah hujan diprediksi bertambah karena disertai dengan fenomena alam yang disebut La Nina.
Baca Juga: BMKG Prediksi 20 Provinsi Alami Cuaca Ekstrem, Jabar Hujan hingga Angin Kencang
"Musim hujan kali ini harus kita waspadai, karena bertepatan dengan terjadinya fenomena alam yang namanya La Nina. Jadi La nina itu telah kita pantau di pasifik ekuator, mulai dari sebelah barat Amerika, sampai Indonesia. Hasilnya pasifik ekuator tersebut suhu muka lautnya mendingin, jadi yang hangat bergeser ke maritim continent, atau Indonesia," ujar Hanafi Hamza, Rabu (18/11/2020).
Menurutnya, kondisi ini diperkirakan akan terus bertahan sampai akhir tahun, bahkan hingga April 2021.
"Ini yang kami perkirakan akan bertahan terus sampai pergantian tahun. Bahkan memasuki tahun baru akan eksis, mungkin sampai bulan April 2021," jelasnya.
Baca Juga: Hati-hati! BMKG Prediksi 19 Provinsi Alami Cuaca Esktrem hingga Puting Beliung
Adapun akibat dari fenomena La Nina ini, membuat peningkatan curah hujan mencapai 20 hingga 40 persen, tergantung fenomena perubahan cuaca di wilayah masing-masing.
"Karena bertepatan dengan musim hujan, dapat memicu hujan yang lebih lebat, sekitar 20-40 persen dari normalnya. Jadi jika di suatu wilayah itu misalnya curah hujan yang jatuh itu 1000 mm, itu akan menambah akumulasi, menjadi sekitar 1200-1400 mm, ini yang harus kita waspadai," terangnya.
Tidak hanya itu, hujan juga akan disertai hembusan angin lebih dari 15 knot, atau sekitar 30 km perjam.
Baca Juga: Awas! BMKG Prediksi 20 Wilayah Ini Alami Cuaca Ekstrem Hujan Lebat Disertai Angin Kencang
"Juga yang perlu diwaspadai adalah hembusan angin yang diprediksi lebih dari 15 knot, atau sekitar 30 km perjam. Dan akan sering sekali terjadi, walaupun ditahap awal ini masih mikro, atau wilayah yang terdampak masih sangat kecil," jelasnya
Ia melanjutkan, semua wilayah di Sulawesi Selatan akan terkena pengaruh dari fenomena La Nina ini, tapi dengan intensitas yang berbeda -beda.
"Semua wilayah di Sulawesi Selatan itu akan terkena pengaruh La Nina ini, meski tiap - tiap daerah itu berbeda. Tapi tetap ada pengaruh penambahan curah hujan dari adanya La Nina tersebut. Tidak ada daerah di selatan yang luput, memang ada perbedaan ditiap wilayah, ada yang lebih dahsyat atau lebih besar, tapi harus kita waspadai itu daerah barat di Sulawesi Selatan," katanya.
Karena saat kuat-kuatnya La Nina dalam kondisi yang moderat, sambungnya, wilayah pesisir barat itu memasuki musim hujan.
"Penambahan curah hujan ini akan berdampak pada wilayah yang tidak siap menerima akumulasi jumlah curah hujan. Sehingga harus dipastikan bahwa beberapa wilayah harus memastikan kesiapannya, seperti apakah sungainya terjadi sedimentasi atau alirannya masih bagus. Begitu juga dengan wilayah pegunungannya, apakah pegetasinya masih berfungsi dengan baik atau tidak, kalau tidak itu rentan," tuturnya.
Baca Juga: BMKG Sulsel Koordinasi Dengan Kepala Daerah Waspadai Dampak Terburuk La Nina
Ia pun menegaskan bahwa puncak musim hujan akan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2021.
"Puncak musim hujan, itu pada Januari dan Februari, disitu pengaruhnya akan lebih besar. Untuk bulan Januari normal curah hujannya itu sekitar 700-800 mm," pungkasnya.
Fenomena ini sendiri terjadi secara priodik, untuk La Nina paling cepat terjadi 2 tahun, paling lama 5 tahun. Dan biasanya sebelum terjadi La Nina, disertai dengan terjadinya El Nino.