Disini ada nilai tambah enterprneurship, jadi para petani karet tidak hanya menjual karet tapi dirubah dengan mesin lateks menjadi produk karet lateks. Nanti mesin tersebut disediakan di setiap Kecamatan penghasil karet di Muba secara gratis.
Mereka mengelolanya, dimana diketahui nanti dari hasilnya bisa di hilirisasi bisa jadi aspal karet, sarung tangan karet, tutup gas elpiji karet dan lainnya.
Ini bisa menambah harga karet petani dari Rp 6.000 bisa mencapai Rp 20.000 apabila mereka memproduksi karet lateks tersebut.
Baca Juga: Tiga Tahun Kerja Keras Bangun Jargas untuk Warga Muba Akhirnya Berbuah Manis
Entrepreneurship akan dikembangkan baik melalui BUMD, BUMDes dan KUD bagi petani karet yang ada di Muba.
"Mudah-mudahan ini bisa menjadi salah satu inspirasi bagi daerah lain agar jalan kabupaten, provinsi dan nasional bisa menggunakan aspal karet dari daerahnya masing-masing atau dengan membeli aspal karet dari Muba", ujarnya.
Dodi juga mengucapkan terima kasih karena inovasi ini juga dari kerja keras pada OPD di lingkungan Pemkab Muba dan support warga masyarakat Muba.
Baca Juga: Pemkab Muba Qurban 30 Ekor Sapi, Bupati Dodi Serahkan Langsung ke Warga