Banjarbaru, Sonora.ID - Peringkat Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) Kalimantan Selatan Tahun 2019 memang masuk dalam 10 besar nasional.
Namun nyatanya, kehidupan berdemokrasi di provinsi dengan ibu kota Banjarmasin ini belum dikategorikan baik atau hanya masuk dalam kategori sedang.
Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), hanya ada 7 provinsi yang IDI-nya dikategorikan baik. Yakni Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Kalimantan Utara, Kepulauan Riau, Bali, Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Timur, dan Yogyakarta.
Baca Juga: Masuk 10 Besar Nasional, DKPP Puji Demokrasi di Kalimantan Selatan
Ketujuh provinsi tersebut memperoleh nilai antara 80 hingga 100, sehingga berhak menyandang predikat provinsi dengan IDI terbaik di Indonesia.
"Kita masuk kategori sedang saja belum masuk kategori baik," ungkap Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan, Sugian Norbah, usai mengikuti Launching dan Sosialisasi Buku IDI Tahun 2019 secara virtual di Command Center Setda Prov. Kalsel Banjarbaru, pada Selasa (24/11) siang.
Menurut Sugian, pihaknya belum mengetahui hasil penilaian secara pasti atau alasan peringkat IDI Kalsel belum masuk kategori baik.
"Acara tadi kan dilaksanakan secara vidcom jadi bukunya belum kita terima. Mudahan dalam waktu dekat akan kita terima," jelasnya.
Setelah menerima buku tersebut baru akan dipelajari alasan kenapa Kalimantan Selatan belum masuk dalam kategori baik.
"Mudah-mudahan ke depannya kita bisa meningkatkan peringkat IDI lagi," tambahnya.
Intinya menurut mantan Kepala Dinas Tenaga dan Transmigrasi Kalsel ini, pihaknya akan terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengerti dan mengamalkan kehidupan berdemokrasi dengan baik.
Baca Juga: Jadi Kapolda Kalsel, Rikwanto Siap Lanjutkan Program Kerja Nico Afinta
"Latar belakang kita ini kan berbeda-beda dan itu kita harus kita satukan dalam kehidupan berdemokrasi yang baik," tutupnya.
Dikonfirmasi di tempat berbeda, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalsel, Heriansyah, mengungkapkan bahwa secara peringkat, IDI Kalsel masih sama dengan tahun sebelumnya.
Namun secara nilai, jumlahnya sedikit mengalami penurunan.
"Tahun ini nilainya turun malahan tapi peringkatnya masih sama," ungkapnya.
Ada beberapa indikator penilaian yang mengalami penurunan, seperti adanya pengalaman Perda tentang keagamaan, kebebasan berkumpul dan berserikat, dan pemilu yang belum sepenuhnya bebas dan Jurdil.
"Kita turunnya di indikator kebebasan berkumpul dan pemilu yang belum bebas dan jurdil," terangnya.
Untuk meningkatkan peringkat IDI tahun ini, akan dilakukan berbagai langkah strategis.
Salah satunya memperkuat kerjasama dengan Partai Politik (Parpol) dalam mengedukasi masyarakat, agar lebih memahami lagi kehidupan berdemokrasi.
"Karena kan parpol mendapatkan dana dari pemerintah setiap tahun. Bersama kita bisa mengimbau masyarakat," tutup Heri.