Pasalnya, pernikahan muda memiliki banyak risiko, salah satunya adalah karena ketidakpahaman kedua pihak tentang kehidupan pernikahan itu sendiri.
“Menikah muda rawan sekali dengan emosi yang belum stabil. Mudah meledak-ledak, yang akhirnya membuat pertengkatan jauh lebih hebat,” ungkapnya menjelaskan.
Jika hal ini terjadi, kemungkinan akan ada pihak yang merasa dirugikan, dan kemudian memutuskan untuk berpisah.
“Akhirnya cara penyelesaiannya pun bisa lebih rumit. Belum lagi jika sudah punya anak, semua ini perlu kematangan,” sambungnya menjelaskan.
Baca Juga: 7 Alasan Jangan Pernah Sia-Siakan Laki-Laki yang Family Oriented
Dalam pernikahan muda, kedua pihak harus memiliki empat hal yang memang sudah dipahami sejak awal memutuskan akan menikah.
Hal itu adalah kemampuan untuk membangun relasi yang sehat dengan pasangan, pengertahuan kehadiran dan pengasuhan anak, pengetahuan pengelolaan keuangan, serta pengetahuan hukum seputar keluarga dan perkawinan.
Dengan demikian, penting adanya pembicaraan yang terbuka sebelum menikah, dengan membuat kesepakatan yang menjadi jalan tengah dari keinginan kedua pihak.
Baca Juga: Urutan Golongan Darah yang Paling Lama Jomblo, Golongan O Selalu Punya Pacar?