Melansir Medical News Today, garam himalaya diklaim lebih rendah natrium ketimbang garam biasa, sehingga dianggap bisa menunjang diet sehat. Padahal, merujuk data penelitian, perbedaannya tidak signifikan sehingga klaim tersebut tidak sepenuhnya tepat.
Klaim seputar kadar natrium garam himalaya jauh lebih rendah ketimbang garam biasa berasal dari ukuran kristal garam.
Besarnya ukuran kristal himalaya ada yang lebih besar ketimbang garam biasa dan ada yang sama saja. Secara teknis, ukuran kristal garam yang lebih besar membuat kandungan natrium per takarannya jadi lebih sedikit.
Sehingga, penggunaan garam himalaya bisa jadi lebih sedikit ketimbang pemakaian garam biasa. Namun, perlu diperhatikan, ada juga garam himalaya yang punya ukuran butiran sama dengan garam biasa.
Baca Juga: 7 Manfaat Kesehatan Bagi Bumil, Jika Mengkonsumsi Buah Durian
Jadi, takaran penggunaannya sama saja. Terlepas dari kandungan mineral garam himalaya atau garam biasa, hal yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah batas aman konsumsi natrium per hari.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan menganjurkan, konsumsi garam setiap orang maksimal sebanyak 2.000 miligram natrium, atau 1 sendok teh, atau 5 gram per hari.
Konsumsi garam jenis apa pun apabila berlebihan bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Konsumsi garam berlebihan bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, osteoporosis, sampai penyakit ginjal.
Baca Juga: 4 Penyebab Mie Instan Tak Boleh Dikonsumsi Terlalu Sering, Efeknya Fatal
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Garam Himalaya Baik untuk Kesehatan?"