Sonora.ID - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah melakukan operasi tangkap tangan kepada Menteri KKP Edhy Prabowo pada Rabu, (25/11/2020).
KPK mengungkapkan penangkapan Menteri Edhy Prabowo terkait dengan ekspor benih lobster atau benur.
Edhy Prabowo ditangkap di Bandara Internasional Soekarno-Hatta bersama istri Iis Rosita Dewi. Iis termasuk ke dalam bagian 17 orang yang diamankan KPK pada Rabu (25/11/2020) dini hari.
Baca Juga: Edhy Prabowo Meminta Maaf: Ini Kecelakaan, Warganet: Kecelakaan Itu ke RS Bukan Borong Barang Mewah
Namun Iis saat ini dilepaskan KPK lantaran belum ada minimal dua alat bukti keterlibatan di kasus suap izin ekspor benih lobster.
Jauh sebelum keputusan ekspor benur dilegalkan, Menteri KKP sebelumnya, Susi Pudjiastuti menentang kebijakan ini. Ia kerap menyampaikan protes melalui diskusi maupun di media sosialnya.
"Jika penangkapan benih lobster secara besar-besaran terus dilakukan lama-lama ekosistem akan habis. Nanti sama seperti bawang putih, seperti beras, dijual murah. Tapi (kemudian) kita harus impor," kata Susi Pudjiastuti dalam webinar 'Telaah Kebijakan Ekspor Benih Lobster' yang diselenggarakan PBNU, Kamis (23/7/2020).
"Bener kita harus ekspor bibitnya?? Apa tidak lebih baik tunggu besar dan jual dengan harga lebih dari 30xnya???" tanya Susi Pudjiastuti di akun Twitternya pada 14 Desember 2019.
"Nikel adalah SDA yang tidak renewable/ yang bisa habis. Lobster adalah SDA yang renewable, yang bisa terus ada dan banyak kalau kita jaga!!!!! Menteri Edhy samakan Kebijakan Ekspor Benih Lobster dengan Nikel," ujar Susi di Twitternya.
"Lobster yang bernilai ekonomi tinggi tidak boleh punah, hanya karena ketamakan kita untuk menuai bibitnya; dengan harga seperatusnyapun tidak. Astaghfirullah, karunia Tuhan tidak boleh kita kufur akan nikat dari Nya," tulis susi di Twitternya (10/12/2019).
Baca Juga: Resmi Pakai Rompi Oranye, Edhy Prabowo: Mohon Maaf kepada Ibu Saya
"Di Pangandaran dulu (produksi) lobster 2 ton, ikan 30 ton sehari. (Sekarang) di tengah laut ikannya diambilin, bibit lobsternya diambilin, ya hilang. Kita mau ke mana?" kata Susi Pudjiastuti sambil mengusap air matanya.
Ia menyampaikan hal tersebut dalam diskusi 'Rembug Nasional Muhammadiyah: Ancaman Atas Kedaulatan Sumber Daya Laut', pada Jumat 24 Juli 2020.