"Kami mengimbau kepada pihak sekolah untuk mempersiapkan sarana cuci tangan, menyediakan hand sanitizer dan lain-lain," pungkasnya.
Bertolak belakang dengan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Sekretaris Komisi 4 DPRD Kalsel, Firman Yusi, menilai bahwa pembelajaran tatap muka sudah layak di terapkan di Kalumantan Selatan.
Tidak hanya di tingkat sekolah menengah pertama dan atas, pembelajaran luring juga bisa diterapkan di tingkat satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).
“Faktanya dalam kondisi sekarang aktivitas itu sudah jalan. Taman-taman dan tempat rekreasi sudah penuh termasuk di dalamnya anak-anak. Lalu apa bedanya dengan aktivitas anak-anak di sekolah?” terangnya.
Baca Juga: Sulsel Bersiap Sekolah Tatap Muka, Guru Wajib Lakukan Swab Test
Intinya menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera tersebut, pihak sekolah harus dapat memastikan pembelajaran tatap muka dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat.
Selain itu, orang tua siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dalam hal membiasakan anak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dari rumah hingga pulang dari sekolah.
“Intinya penerapan protokol kesehatan dengan ketat,” tegasnya.
Ia menambahkan, pembelajaran daring yang selama ini diterapkan tidak terlalu efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
Salah satunya pembentukan karakter peserta didik yang sulit dicapai jika hanya mengandalkan pembelajaran daring.
“Secara pribadi dan orang tua saya menilai pembelajaran daring itu tidak efektif. Membentuk karakter itu susah lho dengan belajar daring,” tutupnya.
Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Harus Utamakan Keselamatan Siswa