Bandung, Sonora.ID – Jelang akhir tahun, banyak saham yang menjadi target Window Dressing.
Momen ini akan membuat para investor bersiap meraup untung.
Fenomena Window Dressing adalah suatu kondisi dimana harga saham di bursa cenderung menguat jelang pergantian tahun.
Akhir tahun biasanya dimanfaatkan oleh Fund Manager untuk meningkatkan kinerja portofolionya. Singkatnya supaya rapornya bagus.
Baca Juga: Tahun ini Investor Lokal Lebih Mendominasi Dibanding Investor Asing
Windows dressing juga dilakukan emiten dalam mempercantik laporan keuangannya. Dalam pengertian ini, Windows dressing sebenarnya bisa terjadi pada setiap kuartal, saat laporan keuangan kuartalan keluar.
Tetapi efek paling besar terjadi pada akhir tahun, saat tutup buku. Karena itu investor cenderung menyebut Window Dressing adalah fenomena menjelang akhir tahun. Selain itu ada kemungkinan pula, kenaikan berlanjut sampai Januari (January Effect).
Menurut analis dari cabang PT Kontak Perkasa Futures Bandung (KPF Bandung) Deddy Rudiyanto, para investor perlu juga untuk mencermati ‘entry point” atau waktu yang tepat ketika ingin memanfaatkan momen window dressing. Terutama untuk indeks, tidak bisa terlalu berharap terjadi penurunan harga dulu baru masuk posisi, walaupun harga sudah cenderung tinggi, seperti pada indeks Nikkei, namun di window dressing Nikkei bisa mencetak harga tertinggi baru lagi.
Baca Juga: Pulihkan Pariwisata Jabar Pasca Pandemi Covid-19 Melalui Investasi
“Pilihan tepat untuk berinvestasi saat momen ini boleh dibilang indeks Hang Seng dan Nikkei. Harga emas akan cenderung mengalami pelemahan, namun ini menjadi kesempatan untuk averaging posisi emas sampai momen imlek 2021 tiba,” ungkap Deddy di Bandung, Jumat (27/11/2020).
Mengenai tips agar mendapat untung besar saat window dressing, Deddy menyarankan strategi yang dapat digunakan adalah Average Buy pada indeks Hang Seng di area 26.400 sampai 25.600 dan indeks Nikkei di area 26.400 sampai 26.000 lalu hold sampai awal tahun 2021.
Baca Juga: Ajang WJIS 2020 Digelar, Kali Ini Targetkan 600ribu Investor
"Namun demikian para investor harus mewaspadai faktor fundamental yang terkadang menghambat laju kenaikan harga saat momen ini, namun investor tidak perlu terlalu khawatir karena faktor teknikal dan kebiasaan pelaku pasar dari tahun ke tahun sudah bisa menjadi pegangan atau dasar yang cukup kuat untuk mengambil keputusan investasi," pungkasnya.