“Tapi ternyata tidak, ternyata merpatinya aneh-aneh. Saya sampek heran kok ada merpati yang seperti itu,” katanya.
Presiden UCLG ASPAC ini juga menjelaskan bahwa selama ini sudah keliling ke hampir seluruh belahan dunia, tapi belum pernah melihat merpati yang aneh-aneh semacam itu. Oleh karena itu, ia yakin bahwa pada suatu saat nanti, komunitas itu akan terus berkembang dan akan menjadi komoditi hingga bisa menjadi ladang bisnis.
“Mungkin komunitas ini masih sedikit, tapi ini ramah untuk anak-anak muda, sehingga pasti nanti anak-anak banyak yang tertarik. Jadi, ini harus terus dikembangkan. Bahkan kalau bisa, ini harus terus diadakan setiap tahun supaya lebih bagus,” katanya.
Risma juga menegaskan bahwa tidak ada salahnya para pecinta dan penggemar burung merpati itu merawat flora dan fauna di muka bumi ini.
Semakin berwarna dan semakin banyak jenis flora dan fauna di Indonesia, terutama di Surabaya, maka akan semakin menarik untuk dikungjungi wisatawan.
Baca Juga: Pembangunan Jalan Jalur Lingkar Selatan (JLS) Jatim Capai 56,73 Persen
“Apalagi, kalau kita menyayangi binatang dan tanaman, maka hati kita pasti akan lembut, pasti tidak berani kasar kepada siapapun, karena kalau tidak seperti itu, sudah pasti kita tidak akan bisa merawatnya,” katanya.
Ia juga menjelaskan bahwa di Balai Kota Surabaya itu sudah ada tupai dan merpati serta beberapa jenis burung lainnya. Bahkan, ia memastikan bahwa merpati yang dipelihara di Balai Kota Surabaya awalnya hanya 200-an, tapi kini sudah ribuan.
“Terus di rumah dinas saya itu, kalau musim tertentu, ada banyak burung yang bermacam-macam berdatangan, karena di rumah dinas itu ada salah satu tanaman yang bisa dimakan oleh mereka. Kemudian di musim yang lain burung-burung itu pergi,” ujarnya.
Karenanya, ia memborong semua jenis burung merpati yang ada di bazar itu untuk dipelihara oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya.
Baca Juga: Terbesar Dalam Sejarah ITS, Delapan Profesor Dikukuhkan Sekaligus
Tentu, jika sudah memungkinkan, nantinya akan dilepas dan dipelihara di Balai Kota Surabaya seperti burung merpati lainnya.