Palembang, Sonora.ID - Pada semester genap tahun ajaran 2020/2021, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan bahwa sekolah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan memenuhi syarat tertentu.
Oleh karena itu, Nadiem mengharapkan sekolah mulai mempersiapkan diri dari sekarang hingga akhir tahun untuk pergantian model pembelajaran.
Menanggapi hal ini, Pakar Epidemiologi Sumatera Selatan, Dr. Iche Andriany Liberty menilai persiapan prokes yang hanya terpaut satu bulan dari pengumuman yang disampaikan Kemendikbud RI dinilai belum memadai, terkhusus untuk jenjang PAUD dan sekolah dasar yang dinilainya belum mampu menerapkan protokol kesehatan dengan baik meski sudah diatur sekolah.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka 2021, Pengamat: Sebaiknya Ditahan Dulu
“Kalau untuk jenjang PAUD dan sekolah dasar, waktu satu bulan ini saya rasa tidak cukup untuk mengedukasi terkait protokol kesehatan. Sedangkan, untuk siswa SMA maupun SMK rasanya sudah mengerti prokes, jadi persiapan membuka sekolah satu bulan sudah cukup,” katanya kepada Smart Fm Palembang beberapa waktu lalu.
Maka dari itu, Iche berpendapat sebaiknya untuk jenjang PAUD dan SD tetap perlu melakukan sistem belajar daring, karena jangka waktu persiapan yang sangat terbatas. Ditambah lagi apabila di daerah tersebut kasus aktif Covid-19 mengalami peningkatan.
Baca Juga: Simulasi Diperlukan, Sebelum Belajar Tatap Muka Digelar
“Apalagi mata pelajaran pada jenjang PAUD dan SD ini tidak terlalu banyak menguji keterampilan, sehingga belajar daring saya rasa masih perlu dilakukan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel Riza Pahlevi mengatakan beberapa persyaratan tetap harus dilakukan pada pelaksanaan sekolah tatap muka mulai Januari 2021 diantaranya harus memperoleh persetujuan dari orang tua siswa dan Gugus Tugas COVID-19 setempat.
Baca Juga: Tahun 2021 Sekolah Mulai Belajar Tatap Muka, Begini Tanggapan Pakar
“Pelaksanaan sekolah tatap muka tentunyaa tidak sembarang kita lakukan, ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi sekolah, terutama protokol kesehatan pencegahan COVID-19,” ungkapnya.
Selain itu disiplin protokol kesehatan tidak dibebankan kepada sekolah sepenuhnya, menurut dia orang tua juga bertanggung jawab dalam memastikan siswa mematuhi protokol kesehatan agar pencegahan COVID-19 lebih maksimal.