Makassar, Sonora.ID - Rencana pemerintah melakukan pembukaan sekolah tatap muka Januari 2021 mendapat penolakan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan didukung Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar.
Ketua IDI Kota Makassar Siswanto Wahab dalam keterangan persnya mengatakan, ada tiga poin penting yang harus menjadi perhatian pemerintah. Pertama, hak hidup anak, hak anak sehat, dan hak anak mendapatkan pendidikan.
Kekhawatiran IDI tersebut lantaran, beberapa negara telah melaporkan peningkatan jumlah kasus yang signifikan pasca pembukaan sekolah. Seperti Korea Selatan, Prancis, Amerika Serikat.
Baca Juga: Memohon kepada Pemerintah, IDI: Cuti Akhir Tahun Kalau Bisa Ditiadakan
"Bila rencana transmisi pembelajaran tatap muka tetap diberlakukan pada Januari 2021, IDI Kota Makassar mendukung kebijakan IDAI untuk menegaskan perlu adanya sejumlah hal yang diperhatikan mencakup kesehatan dan kesejahteraan anak," ujar Siswanto.
Sementara, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Pusat, Aman Bhakti Pulungan menuturkan, seluruh warga sekolah termasuk guru adalah bagian dari masyarakat yang beresiko sama tertular dan menularkan Covid-19.
"Menimbang dan memperhatikan panduan dari WHO, publikasi ilmiah, publikasi di media massa, dan data Covid-19 di Indonesia pada saat ini, maka IDAI memandang bahwa pembelajaran melalui sistem jarak jauh (PJJ) adalah hal yang lebih aman,"tegas Aman.
Baca Juga: Pakar: Protokol Kesehatan Harus Maksimal saat Sekolah Tatap Muka
Namun demikian, lanjutnya, berbagai laporan terkait kesejahteraan anak dan keluarga selama pandemi juga perlu mendapatkan perhatian. Sebut saja, peningkatan stres pada anak dan keluarga, perlakuan yang salah, pernikahan dini, hingga ancaman putus sekolah.
"Mulai dari pendidikan, disiplin hidup bersih sehat, penerapan protokol kesehatan dari rumah hingga ke sekolah, hingga rencana transportasi. Orangtua juga harus memperhatikan kebutuhan anak," imbuhnya.
Olehnya itu, pihaknya menyarankan kepada orang tua mendampingi anak mereka tetap belajar di rumah. Hal itu apabila anak memiliki kondisi komorbid yang berpotensi tertular Covid-19.
Baca Juga: Jerinx: Saya Ingin Debat dengan Jaksa Disiarkan di Youtube, Biar Masyarakat Menilai