Wildan Muhammad Mursyid, selaku Ketua Tim menyebutkan, karya inovasi yang disuguhkan timnya bernama Humanless Underwater Sensors Technology (HUST) 2.0. Alat ini merupakan inovasi teknologi sensor bawah laut yang diaplikasikan pada perairan perbatasan Indonesia. Alat ini ternyata merupakan pengembangan dari HUST versi pertama yang juga pernah meraih Gold Medal di World Invention and Competition Exhibition (WICE) 2020 lalu.
Wildan mengatakan, pada generasi keduanya ini, HUST memiliki fungsi tambahan yang dapat membantu permasalahan masyarakat terutama di bidang perairan laut. Fungsi tambahan tersebut adalah HUST 2.0 yang dapat digunakan sebagai pembangkit listrik. Hal ini menyebabkan HUST 2.0 tidak hanya berfungsi sebagai pendeteksi kapal illegal fishing dan sistem deteksi gempa saja seperti versi pertamanya. Pada versi terbarunya ini, HUST 2.0 memanfaatkan arus laut sebagai energi alternatif untuk menghasilkan energi listrik.
Mahasiswa asal Klaten ini mengungkapkan, tidak semulus yang terlihat, dalam pengembangan HUST 2.0 juga mengalami beberapa kendala. Misalnya, seperti sistem jalur distribusi listrik menuju daerah pesisir yang harus berada di bawah laut dan memiliki jarak yang jauh, sehingga memungkinan terjadinya hilang energi.
“Hal ini membuat kami masih perlu meneliti dan mengembangkan alat ini, sehingga konsep pembangkit listrik tenaga arus laut (HUST 2.0) dapat diaplikasikan secara optimal,” tuturnya.
Kedua kalinya Wildan bersama timnya memutuskan untuk melombakan karyanya ulang. Hal ini dikarenakan Indonesia belum memiliki alat pengembangan teknologi yang menggabungkan ketiga fungsi seperti sensor bawah laut, pendeteksi bencana laut, serta pembangkit listrik tenaga arus laut.
“Hal tersebut membuat kami yakin inovasi ini dapat diterima oleh masyarakat luas dan juga juri sehingga bisa mendapat juara lagi,” ungkapnya optimistis.
Sedangkan untuk pembangkit listrik, HUST 2.0 menggunakan konsep Gorlov Helical Turbine yang memanfaatkan arus laut untuk memutar kisi-kisi turbin.
Alumni SMA Negeri 1 Sukoharjo ini berharap HUST 2.0 dapat direalisasikan, sehingga bisa membantu masyarakat Indonesia terutama di daerah pesisir pantai. Ia juga ingin melombakan karya inovasinya lagi di lomba-lomba lainnya untuk semakin memantapkan kebermanfaatan dari HUST 2.0.
“Kami akan terus melakukan penelitian dan pengembangan untuk alat ini,” pungkasnya.