Tidak hanya itu, baik KPPS maupun tim panitia TPS termasuk seluruh saksi harus menjalani rapid test terlebih dahulu sebelum melaksanakan tugas. Pun dengan ketersediaan masker yang harus dipersiapkan ekstra, mengingat idealnya masker diganti setiap 4 jam sekali.
“Apabila ada satu orang yang tidak terdeteksi dan menjadi OTG ketika bertemu dengan banyak orang ini akan sangat berbahaya. Puskesmas harus melakukan pelapisan layanan kesehatan sesuai kemampuan cakupan TPS. Ini hal baru yang dulu belum pernah ada pengalaman kesiapsiagaan Puskesmas saat Pilkada,” jelasnya.
Untuk memastikan seluruh protokol kesehatan diterapkan dengan disiplin, lanjut Khofifah, Pemprov Jatim akan mengerahkan Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang akan disebar di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang dinilai rawan.
Baca Juga: Gubernur Jawa Timur, Khofiffah Ajak PDNU Bersinergi Atasi Covid-19
“Untuk masjid dan mushola, saya harap bisa membantu mensosialisasikan kepada masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya sesuai dengan jam yang tercantum dalam.undangan memilih. Ingatkan pula untuk tetap menerapkan protokol kesehatan,”imbuhnya.
Dalam kesempatan tersebut Khofifah bersama jajaran Forkopimda meninjau sejumlah TPS untuk mengecek kelengkapan sarana dan prasarana. Termasuk diantaranya alur proses pencoblosan oleh masyarakat, mulai dari ruang tunggu hingga keluar TPS.
Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta mengatakan, pilkada dikatakan sukses ketika tingkat partisipasi masyarakat tinggi, prokes bisa terjaga dan Pilkada berlangsung dengan tertib dan aman. Untuk itu, pemerintah dan masyarakat harus mengedepankan sinergitas dan komunikasi yang baik antara KPU dan Bawaslu.
Baca Juga: Gubernur Jatim Uji Coba Perdana Tol KLBM, Gratis Selama 2 Minggu