Jadikan Pesantren Sebagai Tonggak Ekonomi Ummat

14 Desember 2020 08:10 WIB
Seminar yang diadakan secara virtual oleh Center for Islamic Business and Finance Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (CIBF SBM ITB) Bandung, Jum’at (11/12/2020).
Seminar yang diadakan secara virtual oleh Center for Islamic Business and Finance Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (CIBF SBM ITB) Bandung, Jum’at (11/12/2020). ( Tangkap Layar)

Bandung, Sonora.ID - Pada sebuah seminar yang diadakan secara virtual oleh Center for Islamic Business and Finance Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (CIBF SBM ITB) Bandung, Jum’at (11/12/2020) pekan lalu, yang mengangkat tema "Bisnis Model Pesantren yang Berkelanjutan", memiliki kesamaan tujuan dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) yaitu One Pesantren One Product (OPOP).

"Pemerintah ingin menciptakan kemandirian umat melalui para santri, masyarakat, dan pondok pesantren agar mampu mandiri secara ekonomi, sosial dan juga untuk memacu pengembangan skill, teknologi produksi, distribusi dan pemasaran melalui sebuah pendekatan inovatif dan strategis," papar Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jabar Kusmana Hartadji dalam seminar tersebut.

"Bahkan belum lama ini, pada Selasa (8/12) pekan lalu, kami memfasilitasi 500 pondok pesantren melakukan temu bisnis dan pameran produk secara virtual. Jadi semacam mempertemukan antara pembeli, investor, dan mitra usaha pengusaha sukses untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan produk pondok pesantren (pontren) peserta pameran, agar dapat terbuka pasar bagi produknya. Bahkan, kami juga nantinya akan membantu membukakan jejaring hingga link and match dengan pesantren yang memiliki produk berkaitan," tambahnya.

Baca Juga: Wakil Gubernur Jabar Minta Ulama Harus Menguasai Dakwah Digital

Hal senada juga disampaikan akademisi SBM ITB Wawan Dhewanto, yang menjelaskan bahwa pesantren dapat menjadi tonggak ekonomi ummat dengan model bisnis yang tidak terbatas dari fashion hingga kuliner.

"Model bisnisnya itu sangat tidak terbatas. Mereka bisa melakukan bisnis apa saja berdasarkan skill, pemahaman teknologi, apalagi pengetahuan yang luas dalam digitalisasi," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Keuangan Inklusif Syariah Komite Nasional Keuangan dan Ekonomi Syariah (KNEKS) Jamil Abbas, memaparkan bahwa di pesantren itu baiknya memiliki Unit layanan Keuangan Syariah (ULS) Serikat Ekonomi Pesantren (SEP).

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm