Bandung, Sonora.ID - Sudah lebih dari jutaan cangkir kopi diminum setiap hari di seluruh dunia. Hal ini menjadikan kopi sebagai salah satu produk yang paling banyak dikonsumsi.
Kopi adalah tanaman tahunan tropis dari genus Coffea dari keluarga Rubiacea. Hanya 2 spesies, dari 103 spesies, yang diakui dan sering terdengar dalam industri kopi internasional untuk perdagangan dunia, yaitu Arabica dan Canephora, atau Robusta.
Varietas Arabika sendiri menghasilkan lebih dari 60 persen kopi yang dikomersialkan di seluruh dunia dan sangat dikenal sebagai jenis tanaman yang luar biasa yang mengandung berbagai macam komponen kimia, yang menghasilkan rasa dan kualitas aromatik yang luar biasa.
Baca Juga: Nikmati Kopi Lokal a la Doesoen Kopi Sirap di Kabupaten Semarang
Kopi merupakan hasil penyeduhan kopi bubuk dengan air pada suhu tertentu untuk melepaskan komponen kimia aromatik yang mengrilis aroma dan rasa yang khas.
Diketahui secara luas oleh banyak barista, brewer dan roaster, bahwa spesies Arabika dan Robusta menghasilkan aroma dan rasa yang berbeda. Misalnya, biji arabika lebih panjang dan lebar, dengan aroma coklat dan gula, memiliki rasa yang lembut dan manis, sedangkan biji Robusta lebih bulat dan lebar, dengan tekstur kasar atau kenyal, lebih kuat, pahit dan lebih keras.
Karena perbedaan rasa, 80 persen produksi dunia sesuai dengan spesies Arabika, dengan hanya 20 persen produksi yang tersisa sesuai dengan spesies Robusta.
Sebagai bentuk kecintaannya terhadap kopi hasil nusantara yang sudah mendunia, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, kembali menghadirkan Kopi Jenderal. Kali ini hadir di Jl. Riau Bandung yang menyajikan 51 jenis kopi nusantara pilihan mulai dari Gayo hingga Sulawesi.
Kepada media, Budi Waseso atau yang akrab disapa Buwas menceritakan bahwa kecintaannya kepada kopi bermula dari ketidaksengajaan dirinya ketika menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) di tahun 2018, yang menemukan ladang ganja cukup luas dan subur di Aceh. Kala itu dirinya mengajak masyarakat daerah disana agar menggantinya dengan menanam kopi dan berjanji untuk dapat menyerap produk kopi mereka.
"Ternyata kopi yang dihasilkan sangat berkualitas. Kami bahkan telah mengenalkan kopi yang kami beri nama Jenderal ini, ke dunia internasional dan sukses mendapatkan penghargaan di kompetisi internasional. Kami bahkan telah memasarkannya di Eropa dan Meksiko," ungkap Buwas di sela pembukaan Jenderal Kopi Nusantara Buwas di Bandung, Selasa (15/12/2020).
"Di sini, kopi hasil Nusantara kami sajikan, dan yang menjadi highlite itu kopi Puntang, Kopi Papua dan Kopi Gandja. Gandja di sini tidak ada hubungannya dengan jenis narkoba, sebab sama sekali tidak mengandung daun ganja. Kopi itu adalah gabungan antara Gayo dan Djava khususnya dari Temanggung," paparnya lagi.
Baca Juga: 5 Manfaat Mengonsumsi Kopi di Pagi Hari yang Jarang Diketahui Orang
"Kita angkat kopi ini untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat petani kopi dan Indonesia sebagai penghasil kopi yang berkualitas," ucapnya.
Setelah sukses mengenalkan Kopi Jenderal ke dunia, Buwas pun merencanakan untuk mengenalkan pengetahuan kopi berkualitas itu kepada generasi milenial.
"Saya ingin menularkan kepada generasi muda bangsa Indonesia untuk produktif melalui kopi, ditambah juga paham cara mengolah kopi. Karena ini tidak bisa sembarang. Mengolah kopi yang baik itu punya nilai yang sangat luar biasa dan kalau kita mengolah kopi dengan baik maka Indonesia akan terkenal dengan kopinya dari Sabang sampai Merauke," pungkas Buwas.