Menurutnya, rapid antigen dinilai sangat efektif untuk mendeteksi pasien yang masih menular utamanya dengan CT Value dibawah 25, sehingga temuan positif dari rapid antigen dapat menscreening pasien yang masih berpotensi menularkan. Selain itu, rapid antigen relatif mudah dikerjakan dan hasilnya cepat diketahui.
"Rapid antigen ini akan mempercepat upaya 3T di Jatim. Dengan akurasi yang cukup baik dan kemampuan deteksi kasus yang masih infeksius, kita bisa segera tahu hasilnya dalam 15 menit setelah dilakukan pengambilan sampel. Ini akan mempercepat penemuan kasus baru maupun tracing di Jatim supaya segera diisolasi dan penularan dapat dihentikan" jelasnya.
Baca Juga: Berapa Biaya Rapid Test Antigen yang Jadi Syarat Bepergian
Gubernur menambahkan bahwa rapid test antigen ini diperuntukkan bagi semua yang beresiko tinggi, yakni memiliki kesibukan dan mobilitas yang tinggi. "Selain untuk yang beresiko, ini juga untuk yang sibuk-sibuk, karena hasilnya bisa cepat diketahui, tetapi kita berdoa mudah-mudahan kita semua sehat," imbuhnya.
Sementara itu, langkah lain yang diambil Pemprov Jatim untuk dapat memberikan percepatan layanan sekaligus respon adanya peningkatan pasien Covid-19 di Jatim antara lain dengan menambahkan Rumah Sakit Darurat Lapangan (RSDL) Ijen Boulevard di Malang yang mulai beroperasi sejak Kamis (17/12).
"Kemarin kita meresmikan RS Darurat Ijen Boulevard di Malang. Saat ini juga sedang menyiapkan RS. Paru milik Pemprov di Jember yang siap mengkonversi menjadi RS khusus melayani pasien Covid-19," ucapnya. Khofifah menerangkan bahwa mekanisme yang akan diberlakukan sama dengan yang di RSDL Indrapura Surabaya.
Baca Juga: Update! Syarat ke Luar Kota Naik Kereta Api dan Pesawat, Harus Swab Antigen