“Diputuskan tidak ada open house, karena untuk menghindari adanya kluster kluster yang tidak terkendali. Mohon maaf, mohon doa siapapun juga, gubernur, pangdam, ulama dan umat beragama lain, kami tidak menggelar open house seperti anjuran pemerintah, untuk tidak membuat cluster cluster yang bisa membahayakan,” ucapnya.
Ia menambahkan situasi pandemic menjadi pendorong umat katolik untuk meningkatkan rasa solidaritas kemanusiaan.
“Kita tidak tahu pandemic kapan akan selesai, tapi soyogyanya umat harus menjalin kebersamaan, membantu orang lain terutama yang terdampak, kepada yang sakit, miskin kehilangan pekerjaan, kita harus siap membantu, seperti yang diajarkan oleh Paus Bapa Suci, kondisi seperti ini butuh solidaritas, rela menghadapi situasi seperti ini, ada kesadaran baru, solidaritas dan memberi kesaksian bahwa tuhan mau menderita dan mau menjadi msiskin seperti manusia,” ujarnya.
Baca Juga: Koordinator CCC Kapal: Umat Katolik yang Terdampak Covid-19 Jadi Tanggung Jawab Paroki