Hal tersebut diungkapkan oleh Profesor James Schwob dari Fakultas Kedokteran Tufts University di Massachusetts, Amerika Serikat.
"Atau, lakukan hal yang sama dengan alkohol atau sampo yang kita punya. Jika hidung tidak tersumbat, tapi kita kesulitan mengenal aroma lain, mungkin kita harus segera melakukan tes," kata dia.
Direktur Smell and Taste Center di Fakultas Kedokteran Pennsylvania University, Richard Doty memberikan penjelasannya mengapa kopi bisa dijadikan barometer awal.
Menurut dia, jika kita menemukan kopi tidak memiliki rasa dan cokelat tidak memiliki rasa selain pahit atau manis, maka kita telah kehilangan penciuman.
Baca Juga: Manfaat Tersembunyi Pada Buah Nangka Yang Jarang Diketahui Orang
"Saat kita mengunyah makanan, molekul naik melalui tepi rongga hidung untuk mencapai reseptor penciuman di bagian atas hidung."
"Oleh karena itu, hal-hal seperti kopi dan cokelat tidak memiliki 'rasa'," ujar dia. Peneliti menerapkan metode ini pada skala yang lebih ketat, menggunakan kopi dalam tes olfaktorius untuk penciuman.
Sementara, artikel terbaru di jurnal medis Inggris BMJ juga mendorong praktisi medis untuk menggunakan kopi sebagai alat diagnostik.
Artikel BMJ lainnya mencakup pengalaman orang pertama dari ahli saraf, Brasil Sofia Mermelstein, yang menduga dia mungkin terinfeksi virus corona setelah dia kehilangan kemampuannya mencium kacang Brasil segar.
Baca Juga: Ragam Manfaat Air Putih Bagi Tubuh Yang Jarang Diketahui Orang