Makassar, Sonora.ID - Aset perbankan di Sulawesi Selatan tercatat sebesar Rp 152,4 triliun hingga Oktober 2020. Jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu ternyata turun 0,04 persen dengan nilai Rp 152,5 triliun.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperlihatkan perbankan kesulitan menyalurkan pembiayaan. Sedangkan dana yang tersimpan terus bertambah.
Dengan rincian penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) naik 6,74 persen menjadi Rp 106,8 triliun. Adapun total kredit yang disalurkan bank sebesar Rp 122,1 triliun atau turun 3 persen secara year on year (yoy).
Baca Juga: Operasi Lilin 2020, Polda Sulsel Kerahkan 2 ribu Personel
Kepala OJK regional VI Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) Nurdin Subandi mengatakan kinerja industri jasa keuangan tetap terkendali meski terjadi perlambatan karena perekonomian tertekan akibat merebaknya virus corona atau Covid 19.
Nurdin juga melaporkan laju rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) di Sulsel mengalami penurunan dari level tahun sebelumnya. Posisi Oktober 2020, besarannya menjadi 2,61 persen.
Kondisi tersebut masih jauh dari ambang batas yang ditetapkan sebesar 5 persen.
"Aset memang ada penurunan, tapi untuk dana pihak ketiga masih ada pertumbuhan," kata Nurdin dalam kegiatan virtual media gathering, Senin (21/12/2020).
Nurdin menyakini kinerja perbankan di Sulsel akan terus membaik. Terlebih adanya penempatan dana pemerintah serta subsidi bunga bagi para debitur dalam program percepatan pemulihan ekonomi nasional.
Dikatakan, hingga saat ini serapan dana pemerintah di bank Sulselbar sudah mencapai Rp 1,1 triliun. Sektor terbesar yang menerima yaitu pertanian dengan debitur 86.199 orang. Total dana yang disalurkan sebesar Rp 2,6 milyar hingga akhir November 2020.
"Ini dalam rangka mendorong bergeraknya kembali sektor rill menuju masyarakat produktif dan aman Covid 19," tutupnya.