Sehingga kemungkinan besar, penanggulangannya hanya akan mengandalkan pasukan turbo untuk mengurai tumpukan sampah agar mengalir.
"Kemungkinan besok kita baru akan turun. Sekalian minta bantuan balai menurunkan kapal sapu-sapu lagi," ucapnya.
Ia menerangkan, penyebab sampah-sampah di sungai itu sering sekali tersangkut di tiang - tiang jembatan karena fondasi jembatan yang ditanam ke dalam sungai.
"Ada 8 fondasi jembatan yang masuk ke sungai dan sangat memungkinkan menghalangi sampah," ungkapnya.
Lantas bagaimana penanganannya? Mengingat kondisi sering kali terjadi setiap tahun.
Baca Juga: Perpusnas dan Pemprov Jatim Sinergi Tingkatkan Kualitas SDM
Thony mengaku sebenarnya telah memiliki solusi untuk jangka panjang. Namun realisasinya tidak bisa selesai dalam waktu dekat, yaitu dengan menghidupkan kembali Sungai Pangambangan.
"Detail Engineering Design ( DED) sudah kita bikin tahun ini. Mungkin tahun depan bisa pembebasan lahannya. Karena ada puluhan persil bangunan warga dan anggarannya lumayan besar,"pungkasnya.
Ia merencanakan, jika Sungai Pangambangan dihidupkan, maka jalur transportasi di daerah Banua Anyar akan dialihkan ke sana.
Sehingga perangkap ilung yang ada di Banua Anyar bisa lebih dimaksimalkan, dengan menambah Trash Booms.
Dengan begitu Ia mengklaim, sampah-sampah tidak akan masuk ke kota lagi.
"Yang ada sekarang perangkap ilung kita cuma sepertiga dari lebar badan sungai. Sangat memungkinkan lolos dari perangkap," tandasnya.
Baca Juga: Ironis! Retribusi Sampah di Makassar Jadi Lahan Basah Korupsi