Banjarmasin, Sonora.ID – Dari waktu ke waktu, konsep transaksi non tunai atau cashless di Kalimantan Selatan mulai diterima oleh masyarakat.
Terlebih saat dimulainya penerapan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) sejak 2019 lalu, secara perlahan pertumbuhan merchant yang menerima pembayaran digital itu terus meningkat.
Seperti yang tercatat di data milik Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan, di mana selama bulan November lalu merchant QRIS yang ada di provinsi ini sudah mencapai 53.716 unit.
Baca Juga: Tantangan Berat Perusahaan Media Massa di Era Teknologi Digital
“Sumbangan Kalimantan Selatan terhadap jumlah merchant QRIS di Kalimantan sebesar 22,34%, sedangkan di tingkat nasional sebesar 1%,” tutur Amanlison Sembiring, Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kalimantan Selatan dalam rilis resminya beberapa waktu lalu.
Dari data tersebut, Kalimantan Selatan menduduki peringkat kedua merchant terbanyak di regional Kalimantan, setelah Kalimantan Timur menempati peringkat pertama dengan 91.433 dan disusul Kalimantan Barat dengan 53.681 merchant di peringkat ketiga, serta Kalimantan Tengah dengan 31.368 merchant dan Kalimantan Utara 10.220 merchant yang menempati peringkat keempat dan kelima.
Jika dilihat dari jumlah merchant di bulan Oktober lalu, pertumbuhan merchant QRIS di bulan November memang cukup baik, yakni mencapai 8,48% dari sebelumnya mencapai 49.517 merchant.
Dari data nasional, merchant QRIS saat ini sudah mencapai 5.459.644 unit dengan sumbangan dari regional Kalimantan mencapai 4,4% atau setara dengan 240.418 merchant.
Peningkatan ini dinilai sangat baik karena menandakan antusiasme masyarakat dalam menggunakan metode transaksi non tunai atau cashless dan memilih sistem digital yang diklaim lebih aman dan praktis.
Tak hanya untuk transaksi jual beli, namun QRIS juga digunakan untuk donasi, sehingga memudahkan dalam pendataan dan transparansi keuangan.