Analisis Dampak Mutasi Pejabat Pemkot Makassar Usai Pilkada 2020

30 Desember 2020 16:00 WIB
Irnawati M.Ikom, Dosen UIN Alauddin Makassar
Irnawati M.Ikom, Dosen UIN Alauddin Makassar ( Sonora.ID)

Makassar, Sonora.ID - Pemerintah Kota Makassar sebaiknya fokus untuk menanggulangi virus corona atau covid 19. Sebab, nasib masyarakat tergantung seberapa cepat penanganan penyakit tersebut.

Hal itu disampaikan Akademisi UIN Alauddin Makassar, Irnawati saat dimintai tanggapan mengenai rencana pemkot yang bakal membuka lelang jabatan atau promosi terbuka dalam waktu dekat.

Dia memberi pandangan terhadap implikasi yang terjadi. Kebijakan itu dinilai bernuansa politis karena dilakukan usai Pilkada 2020.

Baca Juga: Terancam Berpolemik, Pakar Sebutkan Implikasi Mutasi Pejabat Pemkot Makassar

Selain itu, diyakini mengganggu pelayanan karena membuat syok birokrasi. Dampak guncangan dan kekhawatiran pejabat daerah.

"Karena otomatis pejabat daerah itu akan terguncang jika muncul dipermukaan rencana mutasi. Jelas ini bisa berpengaruh terhadap optimalisasi pelayanan publik," kata Irnawati yang juga Founder Aliansi Masyarakat Kawal Demokrasi (Awas).

Irna sapaannya, juga menyarankan pemkot menjalankan imbauan yang telah dikeluarkan. Terkesan mengabaikan aturan yang dibuatnya sendiri karena peningkatan kasus banyak di sumbang dari kalangan pemerintahan usai melakukan kunjungan perjalanan dinas.

Baca Juga: Pilkada 2020 Usai, Ribuan Pejabat Pemkot Makassar Bakal Dirombak

"Harusnya imbau diri sendiri dulu baru ke masyarakat," tuturnya saat dikonfirmasi, Rabu 30 Desember 2020.

Dia memandang seharusnya pemerintah kota mengutamakan kesehatan warga di tengah situasi saat ini. Jika dibanding program investasi pariwisata dan ekonomi yang selalu digaungkan.

"Kesehatan masyarakat jauh lebih mendesak daripada mengurus proyek Jalan Metro Tanjung Bunga. Masyarakat lebih butuh tes swab dibanding melihat pemerintah pota sibuk urus lelang jabatan," tuturnya.

Baca Juga: Disoal Bawaslu, Pj Wali Kota Makassar Klaim Mutasi Ada Izin Kemendagri

Sebelumnya, Pakar Epidemiologi Universitas Hasanuddin, Ansariady mengatakan kenaikan kasus Covid-19 terus bertambah.

Salah satu penyebabnya adalah libur panjang. Ia pun meminta pemerintah kota mengantisipasi peningkatan pada awal tahun.

"Ini yang mengakibatkan angka naik terus," ungkapnya.

Baca Juga: KPU Pastikan Pilkada Makassar 2020 Tanpa Gugatan

Upaya tracing dan swab massal yang dilakukan pemerintah secara massif patut diapresiasi. Jumlah yang dites, dua hingga tiga kali lipat dari standar minimal tiap harinya.

Jumlah kasus covid yang terdeteksi dua pekan lalu sebanyak 1273 kasus. Sementara seminggu lalu, naik menjadi 2.022. Bila ada 100 yang diperiksa, yang positif 13 sampai 20 orang.

Kendati Kota Makassar masih berstatus zona orange, namun angka kematian dan peningkatan kasus semakin mengkhawatirkan.

Baca Juga: Bertaruh Nyawa Dengan Virus Covid-19 di Pilkada Serentak 2020

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm