Studi tersebut juga menemukan bahwa aplikasi kencan dikaitkan dengan pasangan yang terbentuk melintasi jarak geografis yang lebih luas.
Potarca mengatakan studi tersebut menolak kekhawatiran bahwa aplikasi kencan mengancam hubungan jangka panjang.
"Kepanikan moral ini biasanya tidak mencerminkan tren aktual yang sedang terjadi," katanya.
Namun, penelitian ini hanya berdasarkan responden di Swiss, dan beberapa pertanyaan hanya ditujukan pada orang-orang yang memiliki hubungan heteroseksual.
Baca Juga: Jadi Pemikat, Ini 5 Jenis Susuk yang Populer Banget di Indonesia
Selain itu, jumlah orang yang bertemu dengan pasangannya di aplikasi kencan relatif kecil, sementara sulit untuk menguraikan sebab dan akibat mengingat penelitian ini hanya berdasarkan observasi.
Dr Kathryn Coduto, asisten profesor komunikasi dan studi media di South Dakota State University mnegatakan beberapa orang mungkin terkejut dengan temuan tentang pengguna aplikasi kencan yang ingin berkomitmen untuk menikah dan hidup bersama.
“Faktanya, jika itu adalah motivasi Anda saat mengunduh aplikasi dan Anda bertemu seseorang dengan tujuan yang sama, Anda mungkin akan siap untuk pindah lebih cepat,” katanya.