Awal 2021, Harga Komoditas Cabai di Jawa Tengah Semakin Melonjak

6 Januari 2021 14:25 WIB
Ilustrasi cabai.
Ilustrasi cabai. ( New Food Magazine)

Semarang, Sonora.ID - Di awal tahun 2021 Harga cabai rawit merah masih menunjukkan peningkatan. Menurut data dari situs Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi Jawa Tengah (SiHati), harga cabai rawit merah pada Senin, (4/1/2021) mengalami peningkatan menjadi Rp 69 ribu per kilogram.

Harga ini mengalami peningkatan dari sebelumnya, pada Senin, (21/12/2020), sempat berada di angka Rp 49.200 per kilogram.

Adapun kondisi saat ini masih dipengaruhi karena adanya musim penghujan, yang menyebabkan terhambatnya masa panen dari komoditas cabai rawit merah.

Baca Juga: Viral Cabai Rawit Dicat Merah, BPOM: Penampakannya seperti Cat Kayu

Meskipun terdapat kenaikan harga, namun daya beli masyarakat tetaplah stabil, sebab cabai rawit merah merupakan salah satu komoditas yang dibutuhkan sehari-hari di masyarakat.
BPS mencatat, Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Berdasarkan data tersebut, kenaikan harga cabai menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.

Ani Mulyani, Kasi Tanaman Sayuran Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan harga cabai hingga di tingkat petani. “Ini harga lagi bagus, karena data per hari ini untuk cabai keriting di tingkat petani minimal Rp22.000 sampai tertinggi Rp38.000 per Kg. Dari kemarin-kemarin [harga cabai] kan rendah, ini baru mereka [petani] menikmatinya,” jelasnya, Senin (7/12/2020).

Cabai ini menurut Ani dipengaruhi oleh kondisi cuaca serta peningkatan kebutuhan bahan baku usaha kuliner. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa stok cabai di Jawa Tengah masih mencukupi.

“Realisasi yang masuk di kami itu baru sampai Oktober. Tapi bulan November dan Desembernya sudah kami perkirakan berdasarkan tanaman yang ada di lahan. Berdasarkan data itu, produksi [cabai keriting] total Jawa Tengah 160.018 ton. Itu kalau kita berhitung kebutuhan konsumsi di Jateng 72,621 ton. Jadi kita surplus,” jelasnya.

Tak hanya cabai keriting, komoditas cabai rawit juga diperkirakan akan mengalami surplus.

“Sampai dengan desember diperkirakan produksinya 150,523 ton. Sedangkan kebutuhan kita 95,963 ton. Jadi masih surplus,” tambahnya.

Kenaikan harga cabai ini menjadi angin segar bagi petani. Pasalnya, menurut Ani, semasa pandemi ini harga cabai di tingkat petani masih rendah.

Baca Juga: 5 Kuliner Khas Kota Semarang yang Jadi Andalan Wisatawan

“Betul-betul momen buat mereka [petani] untuk menutupi yang kemarin-kemarin,” ungkap Ani.
Untuk meminimalisisi risiko kerugian, pemerintah terus mengimbau petani untuk melakukan diversifikasi tanaman.

“Semua komoditas sekarang kami imbau untuk tidak monokultur. Karena khawatirnya harga jatuh. Kalau kita tumpang sari misal ada cabai, ada sayuran, jadi pas [harga] cabai jatuh sayurannya cepat stabil,” ungkapnya.

Berdasarkan data Disperindag Provinsi Jawa Tengah, per 7 Desember 2020, harga komoditas cabai di tingkat konsumen mengalami kenaikan. Kenaikan ini sudah terjadi sejak Oktober lalu dan diperkirakan masih akan terus terjadi hingga awal tahun 2021.

PenulisIyeng Veda
EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm