Namun, mereka dikenal sebagai pribadi yang ramah terhadap warga sekitar, dan tidak menunjukkan gerak gerik mencurigakan waktu awal tinggal disana.
"Bisa dibilang mereka itu salah satu warga awal - awal yang tinggal di kompleks ini, sejak 2015 lah kalau tidak salah," ujarnya
"Waktu awal-awal masih sering kumpul, bahkan ikut jadi pengurus masjid kompleks.
Bahkan keseharian Rz dan Aj pun seperti warga biasa, yang diketahui memiliki usaha berjualan bubur dan bensin.
"Dia berjualan disekitar sini, bubur sama bensin, memang pengusahan. Bahkan jualan buburnya ada cabangnya," jelasnya
"Tapi setelah ikut kelompok itu, mereka mulai menarik diri, namun tetap selalu menyapa kalau kita ketemu di jalan," terangnya.
Baca Juga: Dinkes Makassar Usulkan Sebanyak 1.490 Tenaga Medis Divaksin Covid-19
Perubahan Rz dan Aj ini diawali dengan seringnya mereka menggelar pengajian rutin di rumahnya. Bahkan jumlah jamaahnya bisa mencapai puluhan orang.
"Sering bikin pengajian di rumahnya, biasanya tiap hari Minggu, itu yang datang banyak, bisa dibilang puluhan lah," jelasnya.
Awalnya ia sempat menanyakan acara apa yang digelar warganya tersebut. Namun Rz mengatakan, jika mereka hanya menggelar pengajian.
"Jadi awalnya kami kira cuma kajian biasa, semacam siraman rohani. Tapi tiba-tiba ada laporan dari petugas (Polisi), bahwa mereka dipantau, disitulah kami mulai curiga," ungkapnya.
Pihaknya pun beberapa kali memberitahu Rz dan Aj untuk tidak melanjutkan aktifitasnya tersebut.
Apalagi Iwan sudah mengetahui, keluarga Rz sudah dipantau pihak kepolisian.
"Mereka tinggal satu keluarga disitu, sudah pernah kita nasehati, tapi tidak secara langsung, melalui petugas, namun jawabannya selalu mengelak," tutupnya.
Baca Juga: Pemkab Gowa Terima 2.155 Dosis Vaksin Covid-19, Diprioritaskan untuk Nakes