Sonora.ID - Pemilihan Presiden 2020 yang digelar di AS menjadi salah satu pemilihan yang mendapatkan sorotan banyak pihak, bahkan masyarakat dunia.
Bukan hanya karena digelar di tengah pandemi Covid-19 yang sangat tinggi di Amerika Serikat, namun juga karena dua calon presiden yang berkompetisi dalam Pilpres tersebut.
Donald Trump sebagai calon petahana dan Joe Biden yang sempat menjadi Wakil Presiden sebagai dua calon kuat yang seakan membelah warga AS menjadi dua kubu.
Baca Juga: Sempat Sepelekan Covid-19, Donald Trump Dikabarkan Jadi yang Pertama Terima Vaksin
Joe Biden ditetapkan menang pada Pilpres 2020 yang lalu, namun hingga saat ini pihak lawan pun masih tidak terima dengan kekalahan mereka.
Hingga kemarin, 6 Januari 2021, pihak pendukung Trump memenuhi Gedung Capitol Amerika Serikat untuk melakukan demo atas kemenangan Joe Biden.
Namun demo tersebut terpaksa diamankan oleh polisi karena sudah mengarah pada tindakan anarkis, dengan memecahkan jendela, dan memaksa masuk ke aula Kongres.
Baca Juga: Presiden Amerika Serikat Bakal di Suntik Vaksin Covid-19, Biden: Saya Melakukannya Secara Terbuka
Pengunjung rasa bentrok dengan polisi, hingga pihak keamanan terpaksa membawa senjata dan menembakkan gas air mata.
Banyak pihak yang kemudian meminta Trump untuk menenangkan massanya, Trump pun langsung membuat unggahan di Twitter pribadinya.
I am asking for everyone at the U.S. Capitol to remain peaceful. No violence! Remember, WE are the Party of Law & Order – respect the Law and our great men and women in Blue. Thank you!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) January 6, 2021
Baca Juga: Trump Masih Menolak Hasil Pilpres, Joe Biden Umumkan Kabinet Besok
“Saya meminta semua orang di Gedung Capitol untuk tetap damai. Tidak ada kekerasan! Ingat, kita adalah partai yang berdasarkan hukum dan ketertiban. Hormati hukum, terima kasih!” cuit Mantan Presiden AS tersebut.
Sebelumnya, Trump memang meminta para pendukungnya untuk dayang ke Washington dan memprots persetujuan resmi Kongres atas kemenangan Joe Biden.
Beberapa anggota parlemen dari Partai Republik pun mendukung seruannya tersebut, meski tidak ada bukti adanya kecurangan atau kesalahan dalam pemilihan umum.
Baca Juga: Lloyd Austin, Menhan Kulit Hitam Pertama yang Ditunjuk oleh Biden