Makassar, Sonora.ID - Neraca perdagangan Sulawesi Selatan masih mencatatkan surplus sebesar 67,60 juta dollar pada November 2020.
Capaian tersebut merupakan surplus bulanan tertinggi sepanjang tahun lalu, melampaui rekor sebelumnya di Oktober sebesar 56,36 juta dollar.
"Surplus terjadi karena eksport lebih besar dibanding impor," kata kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah saat konferensi pers melalui virtual belum lama ini.
Yos menjelaskan surplus tersebut berkat nilai ekspor Sulsel yang mencapai 111,43 juta dollar. Jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor Sulsel yang hanya 43,82 juta dollar.
Data BPS menunjukkan nilai ekspor pada November 2020 turun 6,48 persen secara bulanan (mtm). Komoditi ekspor masih tetap didominasi oleh nikel dengan kontribusi 55.91 persen dari total ekport secara keseluruhan.
Disusul rumput laut dan ganggang lainnya; kopi, teh dan rempah-rempah; besi dan baja; serta ikan dan udang.
Sebagian besar ekspor Sulsel ditujukan ke Jepang dengan kontribusi 67 persen. Disusul Tiongkok, Vietnam, Malaysia dan Korea Selatan.
"Kita patut bersyukur Sulsel masih mengalami surplus di tengah pandemi Covid-19," ujarnya.
Sementara, nilai Impor Sulsel pada bulan April 2020 tercatat mencapai 43,82 juta dollar atau mengalami penurunan sebesar 30,19 persen.
Masih merujuk data BPS, lima kelompok komoditas utama yang diimpor ke Sulsel yaitu mesin atau peralatan listrik dengan kontribusi 28,76 persen. Disusul ampas atau sisa industri makanan; mesin atau pesawat mekanik; besi dan baja; dan bahan kimia anorganik.
"Sebagian besar impor pada bulan November 2020 didatangkan dari jerman dan tiongkok dengan kontribusi masing-masing 23,21 persen dan 20,74 persen. Disusul argentina, uni emirat arab dan korea selatan,"tutupnya.