Sonora.ID - Pendiri Tesla, Elon Musk mengaku tidak terlalu memedulikan gelar pendidikan sebagai syarat bekerja di perusahaan Tesla. Hal itu ia ungkapkan di aku Twitter pribadinya pada Februari 2020 lalu.
Musk mengatakan bahwa bekerja di tim AI Tesla tidak membutuhkan gelar sarjana hingga setinggi PhD (Doktor/S3), bahkan ia tidak peduli jika pelamar adalah lulusan SMA.
Selama mengerti tentang AI dan algoritma neural network (NN), pelamar berpeluang menjadi karyawan Tesla.
Baca Juga: Elon Musk Jadi Orang Terkaya di Dunia, Berapa Total Kekayaannya?
"Gelar PhD jelas tak diperlukan," tulis Musk di akun Twitter miliknya.
"Yang terpenting adalah pemahaman mendalam tentang AI dan kemampuan untuk mengimplementasikan NN dengan cara yang benar-benar berguna (poin terakhir ini hal yang sangat sulit). Tidak peduli jika Anda lulusan SMA." lanjutnya.
Sebaliknya, Musk mencari mereka yang memiliki pemahaman mendalam tentang kecerdasan buatan. Dan sementara latar belakang pendidikan tidak relevan, semua kandidat harus lulus tes pengkodean hardcore.
“Bahkan tidak perlu memiliki gelar sarjana sama sekali, atau bahkan sekolah menengah,” kata Musk saat wawancara 2014 dengan publikasi otomotif Jerman Auto Bild tentang preferensi perekrutannya secara lebih luas.
Pria 45 tahun itu membandingkan seorang miliarder Bill Gates dan Steve Jobs yang sama-sama tidak lulus dari perguruan tinggi.
“Jika seseorang lulus dari universitas yang hebat, itu mungkin merupakan indikasi bahwa mereka akan mampu melakukan hal-hal hebat, tetapi belum tentu demikian. Jika Anda melihat, katakanlah, orang-orang seperti Bill Gates atau Larry Ellison, Steve Jobs , orang-orang ini tidak lulus dari perguruan tinggi, tetapi jika Anda memiliki kesempatan untuk mempekerjakan mereka, tentu itu ide yang bagus,” kata Musk.
Baca Juga: Respon Tawaran Jokowi, Elon Musk Bakal Kirimkan Timya Ke Indonesia Pada Januari 2021