Apalagi Vaksin Covid-19 Sinovac merupakan vaksin yang harus disuntikan dua kali. Artinya, antibodi baru benar-benar terbentuk pada 7 hingga 14 hari setelah penyuntikan yang kedua.
Adapun penyuntikan vaksin yang pertama dan kedua biasanya berjarak 14 hari.
Lebih lanjut, orang yang sudah divaksin akan tetap bisa tertular Covid-19 jika jeda penyuntikan pertama dan kedua terlalu cepat atau lambat.
Jika nanti masyarakat diimbau untuk penyuntikan vaksin pertama dan kedua dengan jarak 14 hari, maka masyarkat harus mematuhinya.
Hal ini agar vaksin bekerja dengan baik dan memunculkan antibodi.
Masyarakat tak boleh telat atau terlalu cepat dari ketentuan waktu yang ditetapkan saat menjalani penyuntikan kedua.
Dalam dunia epidemiologi, istilah itu dinamakan valid doses (dosis valid).
Baca Juga: Vaksin Covid-19 Masuk, Perekonomian Indonesia 2021 Diprediksi Membaik
Kegagalan dalam memenuhi syarat valid doses bisa berimbas pada kegagalan tercapainya herd immunity.
Karena itu dibutuhkan kedisiplinan masyarakat dalam menunjang suksesnya program vaksinasi Covid-19.
Masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditentukan seusai divaksin dan tetap menjalankan proses vaksinasi sesuai dengan ketentuan.
“Ini yang harus dijelaskan ke masyarakat. Jangan sampai masyarakat keliru. Komunikasi publik harus terus menerus dilakukan. Kalau tidak herd immunity tidak bisa tercapai dan vaksin gagal untuk memutus mata rantai Covid-19,” ucap Windhu.
Baca Juga: Masih Banyak Warga Makassar yang Ragukan Vaksin Covid-19
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orang yang Sudah Divaksin Bisa Tertular Covid-19, Ini Penjelasan Epidemiolog".