Palembang, Sonora.ID - Meroketnya harga kedelai sejak 2 pekan terakhir membuat pengrajin tempe dan tahu di Kota Palembang melakukan mogok produksi.
Hal ini dilakukan oleh Paguyuban pengrajin tempe dan tahu di kawasan Macan Lindungan Palembang, yang akan melakukan mogok produksi selama tiga hari, tepatnya pada hari Senin 11 Januari hingga Rabu 13 Januari 2021.
Ketua paguyuban pengrajin tempe di Macan Lindungan, Siswa Waluya mengatakan Pengrajin tempe di Macan Lindungan yang telah berhenti memproduksi tempe berjumlah 85 orang.
Baca Juga: Makan Tempe Setiap Hari Karena Ingin Irit? Pikir Dua Kali Deh, Ini Risikonya
“Kami tidak akan berdagang selama tiga hari yakni pada 11-13 Januari 2021, mengingat kami sudah stop produksi sejak hari Sabtu (09/01) kemarin,” katanya kepada wartawan.
Siswa menjelaskan, diberhentikannya produksi dan aktifitas berdagang ini bukan tanpa alasan, paguyuban pengrajin tempe ini menyetop produksi dan berdagang karena memikirkan kondisi konsumen.
“Tentunya alasan kami melakukan ini bukan ingin membuat kisruh, tetapi karena memikirkan kondisi konsumen yang harus mengeluarkan uang yang sama tapi mendapat porsi tempe lebih sedikit. Padahal seperi yang kita tahu tempe ini makanan rakyat gizinya setara dengan daging sapi, semua orang bisa makan,” ujarnya.
Baca Juga: Tempe dan Tahu Jadi Barang Langka, Jokowi: Problem dari Dulu sampai Sekarang Sama!
Selama mogok produksi para pengrajin tempe melakukan gotong royong disekitar pemukiman setiap sore hari. Siswa menegaskan pihaknya tidak bermaksud untuk diminta naikkan harga kedelai atau maksud lainnya.
“Bukan berarti mau membuat kisruh, tapi kami memikirkan konsumen kami,”tegasnya.
Siswa mengatakan, selama mogok produksi dan berdagang ia berharap harga kedelai segera turun perlahan.
Kami berharap selama kami mogok ada pengaruh harga kedelai turun berangsur,” tutupnya.
Baca Juga: Lirik Lagu ‘Tempe’ Milik Nella Kharisma ft.Cingire, Lengkap dengan Artinya