Penelitian membuktikan, intensitas emisi nokturnal pada tiap orang berbeda-beda tergantung individu dan usia orang tersebut.
Meskipun mengalami orgasme dalam mimpi itu normal, seksolog dan pendiri Bloomi, Rebecca Alvarez Story mengungkapkan, banyak peneliti maupun dokter patologi yang mendeteksi orgasme nokturnal sebagai gangguan tidur.
Pernah terjadi dalam laporan kasus di tahun 2018, seorang wanita berusia 57 tahun mengalami orgasme spontan yang bermasalah.
"Tetapi sebagai seorang seksolog, saya dapat memberitahu bahwa kebanyakan orgasme saat tidur itu sehat, umum dan menyenangkan," imbuhnya.
Baca Juga: Suami Istri Wajib Tahu, Cara Agar Mencapai Orgasme Secara Bersamaan
Orgasme yang terjadi saat seseorang sedang berhubungan seksual biasanya melibatkan semacam rangsangan fisik. Namun, hal itu tidak berlaku untuk klimaks nokturnal atau orgasme ketika tidur.
"Banyak orang terkejut mengetahui bahwa orgasme dapat terjadi tanpa rangsangan sama sekali," ujar Story.
Artinya, lanjut dia, mekanisme biologis yang sama terjadi di tubuh saat kita bangun dan orgasme, dan ketika orgasme di tengah tidur, termasuk proses lubrikasi atau pelumasan.
Seperti orgasme lainnya, orgasme saat tidur menyebabkan peningkatan aliran darah, membuat badan memerah, dan muncul perasaan gembira.
Tentu saja, jika kita tetap tertidur saat bangun dalam mimpi, kemungkinan besar kita tidak akan menyadarinya atau mengingatnya di pagi hari.
Kecuali, kita terlumasi secara fisik sebagai respons tubuh terhadap proses tersebut. Terakhir, ingatlah bahwa orgasme tidur terjadi tanpa disengaja.
Konon, jika kita terbangun dengan perasaan bergairah, mungkin alasannya adalah karena sesuatu yang kita mimpikan ketika tidur.
Baca Juga: Pria Wajib Tau, 4 Penyebab Sperma Encer dan Cara yang Tepat untuk Mengatasinya