Tanjung, Sonora.ID – Hampir satu tahun sejak pandemi CoVID-19 melanda Indonesia, termasuk Kalimantan Selatan. Sektor pendidikan terkena imbasnya dengan penerapan belajar dari rumah untuk menekan risiko penyebaran virus di kalangan guru dan peserta didik.
Namun rupanya tak semua daerah berhasil melaksanakan sekolah jarak jauh dengan memanfaatkan gawai dan internet. Mengingat, masih banyak daerah yang memiliki keterbatasan sinyal internet, seperti yang terjadi di Tanjung, Kabupaten Tabalong.
Dalam pertemuan yang dilakukan Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan di SMA Negeri 2 Tanjung, Senin (11/01), terungkap bahwa sistem daring dalam proses pembelajaran tidak maksimal.
Baca Juga: Tiga Kabupaten-Kota di Kaltim Terima Bus Sekolah Dari Kemenhub RI
Seperti yang dituturkan oleh Kepala SMA Negeri 2 Tanjung, Hidayat, yang mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki banyak kendala dalam proses perjalanannya.
“Kendala ini berkaitan dengan kondisi siswa dan siswi yang beberapa tidak memiliki perangkat penunjang, seperti laptop dan ponsel pintar,” tuturnya dalam rilis yang diterima redaksi Smart FM Banjarmasin, Selasa (12/01) pagi.
Ia mengungkapkan, pihaknya sudah berencana akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada awal tahun ini.
Namun rupanya, terbit surat edaran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang mengimbau agar sekolah tidak buru-buru menggelar kegiatan tatap muka di sekolah karena adanya peningkatan kasus positif CoVID-19 di sejumlah daerah.
Ditambah lagi penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada pekan ini, yang akhirnya mengurungkan niat sekolah.
Menanggapi hal itu, Sekretaris Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan, Firman Yusi mengatakan bahwa secara pribadi dirinya cenderung menilai PTM lebih efektif daripada belajar di rumah.
Apalagi jika melihat keterbatasan yang terjadi dan sangat krusial, karena dapat menghambat proses pembelajaran peserta didik.
“Namun kondisi CoVID-19 yang masih naik turun, terlebih Kalimantan Selatan sempat jadi 10 besar daerah dengan penyebaran kasus tertinggi, menjadi pertimbangan besar sebelum diputuskan untuk belajar tatap muka,” tutur politikus PKS itu.
Kendati demikian, aspirasi dari pihak sekolah akan disampaikan dan dikoordinasikan kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, yang diharapkan akan ada solusi bagi semua pihak agar proses belajar tetap berjalan lancar meski harus dari rumah.