Deteksinya adalah dengan melakukan pemeriksaan pap smear dan HPV (Human Papillomavirus) tes, atau secara sederhana juga bisa datang ke Puskesmas untuk melakukan pemeriksaan menggunakan asam asetat.
“Pemeriksaan dengan asam asetat yang murah meriah dan cukup akurat. Pemeriksaan rutin itu sangat harus dilakukan karena begitu ketemu langsung diobati, angka kesembuhan tinggi,” sambung dr. Santi.
Lebih dari deteksi dini, dr. Santi juga menjabarkan beberapa cara untuk menvegahnya, salah satunya adalah dengan vakinasi HPV.
Baca Juga: 3 Jajanan Favorit Masyarakat yang Ternyata Picu Kanker Serviks
“Dengan divaksin kita enggak bisa kena virus HPV 16 dan HPV 18 yang 70-90 persen menyebabkan kanker serviks ini. Tapi sekarang vaksinnya pun sudah bisa mencegah HPV yang lain,” jelas dr. Santi.
Dr. Santi menegaskan bahwa vaksinasi HPV ini juga perlu dilakukan pada laki-laki, untuk menghindari serangan HPV risiko tinggi di alat kelamin pria, anus, mulut, atau belakang mulut.
“HPV juga bisa menyebabkan kanker pada laki-laki tapi tempatnya aja yang beda. Jadi laki-laki perlu juga divaksin, selain untuk mencegah HPV risiko tinggi sehingga tidak menularkan HPV ini kepada istrinya,” sambung dr. Santi.
Baca Juga: Siapa Sangka, Ternyata Kanker Serviks Bisa Sembuh Cuma dengan Hindari Makan-makanan ini